PANGKALAN BUN- Makin pekatnya kabut asap di Kabupaten Kobar sejak awal pekan lalu, selain akibat kebakaran lahan ditengarai juga berasal dari kiriman dari kabupaten tetangga. Masih belum turunnya hujan serta hembusan angina yang berasal dari wilayah tenggara juga dituding menjadi penyebab berkumpulnya asap di wilayah Kobar.
Bupati Kobar Bambang Purwanto mengaku geram dengan minimnya tindakan dari pemerintah kabupaten yang bersebelahan dengan wilayah Kobar yang dirasa kurang tanggap menghadapi bencana kabut asap ini.
”Tim pemadam dari lintas sektor yang berada di Kabupaten Kobar terus bekerja keras untuk memadamkan kebakaran lahan. Namun kita berharap, agar wilayah lain yang bertetangga dengan kita juga melakukan hal serupa,” ujarnya,Kamis (22/10) pagi.
Menurutnya, meski tidak bisa secara besar-besaran seperti mengunakan pesawat yang mampu melakukan water boombing. Upaya pemadaman secara konvensional juga harus dilakukan. Menurutnya dengan bekerja sama untuk melakukan penanganan kebakaran lahan yang menjadi penyebab kabut asap ini maka selain meminimalisir asap, juga bisa mengurangi wilayah yang rusak akibat kebakaran lahan terutama di kawasan hutan lindung.
”Harus bersama-sama, jangan kita terus yang disalahkan akibat wilayah kita mengalami kebakaran lahan. Namun Kabupaten lain yang mengalami kebakaran lahan juga harus ikut melakukan penanganan,” terangnya.
Sementara itu Danlanud Iskandar Pangkalan Bun, Letkol Pnb Johnson Henrico Simatupang yang merupakan bagian dari tim penanganan kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Kobar mengatakan, di tengah pekatnya kabut asap saat ini adalah kebersamaan tim Penanganan Karhutla dan masyarakat sangat diperlukan.
”Tidak hanya sekedar melihat, kepedulian masyarakat saat melihat api mulai menyala dengan memadamkan dan melapor sangat diperlukan. Jika lokasi terjangkau tim darat maka akan segera didatangi kelokasi, namun jika lokasi tidak terjangkau, maka water bombing yang bisa dilakukan,” katanya.
Tak hanya itu, menurut Johnson rasa memiliki walaupun wilayah yang terbakar ataupun yang terkena dampak kebakaran berupa kabut asap bukan wilayah milik pribadi atau kelompoknya juga harus dikedepankan.
”Kesadaran secara bersama-sama, saling membantu dan menjaga lingkungan agar tidak membakar sembarangan juga perlu dilakukan,” tandasnya. (sla/gus)