SAMPIT – Kebakaran lahan gambut di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian parah. Di Desa Handil Sohor, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, api semakin meluas meski upaya pemadaman telah dilakukan. Kebakaran juga terjadi di beberapa lokasi lainnya.
”Kami masih berupaya melakukan pemadaman. Personel gabungan berjumlah 48 orang, kami bagi menjadi dua regu untuk memadamkan kebakaran di Desa Handil Sohor dan Desa Basirih Hilir,” kata Sutoyo, Kabid Kedaruratan dan Logistik (Darlog) Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD), Kamis (3/8).
Sutoyo yang ikut turun memadamkan api itu mengungkapkan, kebakaran dengan cepat meluas lantaran terjadi di lahan gambut yang mudah terbakar. Lokasi yang sulit dijangkau, kurangnya personel, dan jauhnya sumber air, menjadi kendala utama. Di sisi lain, api dengan cepat menjalar dan melahap lahan di sekitarnya.
Kebakaran di Desa Handil Sohor yang awalnya hanya seluas 6 hektare, meluas hingga 20 hektare. Kebakaran juga melanda Desa Basirih Hulu, di kecamatan yang sama, dan telah melahap sekitar 30 hektare lahan gambut. Kendala yang sama dihadapi tim ketika memadamkan kebakaran di Desa Basirih Hilir.
Menurut Sutoyo, jarak ke lokasi kebakaran sekitar 12 km dari jalan raya. Untuk mencapai lokasi, petugas hanya bisa menggunakan mobil sejauh 4 km dari jalan raya, diteruskan mengangkut peralatan menggunakan motor sejauh 3 km dan 5 km berjalan kaki.
Peralatan untuk memadamkan api yang dibawa berupa 2 unit mesin paralel, embung air portable, dan pompa apung. Peralatan yang rata-rata cukup berat harus diangkat dan dibawa dengan jalan kaki oleh petugas di sebagian perjalanan menuju lokasi kebakaran.
”Kebakaran masih bertambah terus. Saya juga menerima informasi telah terjadi kebakaran lahan seluas 1,5 hektare di Desa Tanah Putih, Kecamatan Telawang, Rabu kemarin. Untungnya api sudah berhasil dipadamkan tim balakarcana dibantu perusahaan swasta di sana,” ungkap Sutoyo.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BMKG Haji Asan Sampit mengenai situasi di Kotim. BMKG menyatakan Kotim sudah memungkinkan untuk ditetapkan status siaga darurat bencana asap, lantaran kebakaran dan jumlah titik panas yang sudah mencapai confidence level di atas 70 persen, terutama di kecamatan yang beberapa hari ini terjadi kebakaran.
Selain itu, melihat dari tingkat kabut asap, diperkirakan beberapa kecamatan juga telah terjadi kebakaran hutan, lahan, atau kebun, namun tidak terpantau satelit. Kendati demikian, untuk menetapkan status bencana, BPBD masih menunggu instruksi Bupati Kotim Supian Hadi. Penetapan status tidak bisa hanya dilakukan satu instansi saja, melainkan dari hasil rapat bersama SOPD dan instansi terkait.
Dalam pemadaman, pihaknya masih menggunakan anggaran rutin BPBD, karena belum ada penetapan status ataupun pembentukan posko, sehingga tidak dapat mengajukan dana dari sumber lain. Sementara ini, kebakaran diduga disebabkan faktor alam mengingat lokasinya yang jauh dari permukiman warga.
”Kami juga terus mengimbau masyarakat Kotim untuk menghindari hal-hal yang bisa memicu terjadinya kebakaran. Hal-hal sepele seperti membuang puntung rokok sembarang, lebih baik jangan dilakukan. Mari kita patuhi instruksi Presiden. Utamakan pencegahan daripada penanggulangan, karena kalau sudah terjadi kebakaran, biaya, waktu, dan tenaga yang diperlukan akan lebih besar,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kotim Rihel mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan anggota dibantu oleh TNI, Polri dalam pemadaman yang membakar lahan kering di dua desa tersebut.
”Hari ini tinggal memadamkan sisa api yang masih ada. Kendala memang ada, karena jarak cukup jauh kurang lebih 3 kilometer dari dari desa menuju lokasi yang terbakar. Meski begitu upaya yang dilakukan semaksimal mungkin,” kata Rihel.
Rihel menambahkan, koordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dilakukan untuk memahami daerah yang terbakar. Pihaknya berupaya agar api tidak mendekati permukiman warga dan perkebunan.
”Yang menjadi prioritas adalah perkampungan dan kebun. Jangan sampai terbakar. Dari hasil di lapangan, sejauh ini tidak ada. Namun, tetap perlu kepastian. Kita tidak bisa hanya menduga bahwa semua aman-aman saja,” ujarnya.
Dalam kebakaran tersebut, dia tidak bisa menyebutkan kemungkinan disebabkan oknum tertentu yang sengaja membakar lahan di dua desa tersebut. Hal tersebut merupakan ranah kepolisian.
”Kami bekerja sama dengan aparat terkait. Kalau ada hujan api lebih mudah dipadamkan. Selain itu, diharapkan masyarakat juga jangan tinggal diam. Ada warga yang membakar, sebaiknya ditegur sebelum api itu menjadi ancaman,” tandasnya. (vit/mir/ign)