PANGKALAN BANTENG – Jembatan di jalan poros Desa Sungai Pakit akhirnya ambles setelah sempat diupayakan perbaikan swadaya beberapa waktu lalu. Amblesnya jembatan berkonstruksi kayu ulin itu diduga akibat pondasi yang rapuh karena tergerus air saat banjir besar yang melanda kawasan itu, Rabu (19/4) lalu.
Selain jembatan jalan poros desa tersebut, jembatan penghubung batas antardesa antara Desa Sungai Pakit dan Arga Mulya juga mengalami hal serupa. Turikan, warga Sungai Pakit mengatakan, Jumat (21/4) pagi jembatan benar-benar ambles dan membahayakan untuk dilintasi.
”Kalau kemarin (Kamis, Red) masih melengkung, tapi pagi tadi sewaktu mengantar anak sekolah sudah ambles. Bahaya kalau tidak segera diperbaiki," katanya, Jumat (21/4).
Menurutnya, derasnya arus air saat banjir membuat pondasi penyangga jembatan tak ada lagi pijakan, karena tanah untuk menapak sudah habis tergerus air. ”Sekarang banyak warga harus memutar melalui jalur pemakaman umum yang pasti lebih jauh," katanya.
Hal serupa juga dikatakan Alvin. Selain jembatan di poros utama desa, jembatan di perbatasan Desa Sungai Pakit dan Arga Mulya lebih parah lagi. Akibatnya, puluhan pelajar SMP dan SMK harus memutar arah lebih dari 10 kilometer.
”Kalau sekolah jelas memutar, lebih jauh mas," ungkapnya. Dia berharap perbaikan atau pembangunan jembatan permanen bisa segera dilakukan pemerintah.
Kepala Desa Sungai Pakit Jamhari mengatakan, jembatan di jalan poros desa masuk anggaran pembangunan tahun ini. Namun, untuk jembatan di perbatasan dengan Arga Mulya, belum ada kepastian.
”Kalau jembatan jalan poros dekat perkampungan itu sudah pasti tahun ini dapat pembangunan, tapi yang di perbatasan kita belum tahu," katanya.
Pj Bupati Kobar Nurul Edi di sela-sela kunjungannya memantau kondisi pascabanjir di Pangkalan Banteng, termasuk jembatan di jalan poros Desa Sungai Pakit itu, mengatakan, perbaikan jembatan tersebut harus segera dilakukan.
”Minimal penanganan darurat dulu. Kalau memang jembatan ini akan dibangun tahun ini oleh PUPR, sebaiknya segera direalisasikan, karena kondisinya ini membahayakan untuk dilalui warga," katanya. (sla/ign)