SAMPIT – Ratusan orang yang tergabung dalam kelompok tani Dayak Misik dari Desa Camba, Kandan, Soren, dan Palangan, menuntut PT Nusantara Sawit Persada merealisasikan kebun plasma bagi warga sekitar kebun. Plasma sesuai ketentuan 20 persen dari luas lahan yang digarap perusahaan.

Aksi 300-an warga itu berlangsung tertib di bawah kawalan aparat kepolisian. Perwakilan perusahaan mengaku cukup terkejut. Pihak perusahaan meminta tuntutan disampaikan secara tertulis, atau melalui pemerintah daerah. Namun, pada dasarnya, mereka siap menampung aspirasi warga.

”Kami siap datang jika diundang pemerintah daerah untuk memediasi masalah ini," ujar Sucipto, perwakilan manajemen perusahaan.

Setelah melalui mediasi singkat di lapangan, disepakati membuat berita acara bahwa masalah itu akan dimediasi di Kecamatan Kotabesi pada 4 Mei mendatang.

Sementara Kordinator Pendamping dan Advokasi Kelompok Tani Dayak Misik Kotim, M Jais Kurdi, mengaku akan menunggu janji perusahaan itu. ”Pada intinya kami menunggu hasil mediasi 4 Mei 2017 nanti, kami lakukan ibadah dan berdoa semoga mediasi berjalan sukses, karena jika ini terealisasi manfaatnya untuk kita semua," ucap Jais.

Menurut dia, aksi itu sebagai bentuk kekecewaan lantaran perusahaan masih memandang sebelah mata keberadaan kelompok tani tersebut. ”Ada dua tuntutan kami, minta kerja sama kemitraan di kebun di luar HGU, dan meminta kewajiban perusahaan 20 persen plasma di kebun inti," kata Jais.

Diketahui Dayak Misik adalah sebuah gerakan kelompok tani yang bertujuan membela masyarakat adat yang bekerja sebagai petani ladang berpindah di seluruh pedesaan dan pedalaman di Kalimantan Tengah. Dayak Misik dideklarasikan di Desa Tumbang Anoi, Gunung Mas, pada 3 Oktober 2014 silam dan dan diketuai waktu itu Sekda Provinsi Kalteng, Siun Jarias. (ang/dwi)