SAMPIT - Anggota Komisi II DPRD Kotim, Abdul Kadir mendorong peternakan lokal untuk menggenjot produksi sehingga bisa menghentikan ketergantungan pasokan sapi dari luar daerah.
Dia minta pemerintah daerah menjadikan masalah ini salah satu program prioritas karena terkait erat dengan upaya menjaga ketahanan pangan. Kotawaringin Timur harus mampu memenuhi kebutuhan daging sapi dari daerah sendiri.
“Pemenuhan kebutuhan daging sapi harus menjadi perhatian. Peternakan lokal harus ditingkatkan sehingga tidak perlu lagi sapi impor atau sapi yang dipasok dari daerah lain,” ucap Abdul Kadir, Senin (22/5).
Potensi peternakan di daerah ini sangat besar sehingga harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Tidak hanya mendukung peternak lokal, pemerintah daerah juga harus mendorong perkebunan besar swasta kelapa sawit untuk ikut mengembangkan peternakan sapi mengingat pakan ternak sangat melimpah di areal perkebunan.
Pemerintah Kabupaten Kotim melakukan berbagai cara untuk meningkatkan produksi sapi oleh peternak lokal. Berbagai bantuan digulirkan, mulai dari permodalan, bibit sapi, penggemukan hingga inseminasi buatan atau kawin suntik.
Informasi dihimpun, kebutuhan daging sapi di Kotim pada hari-hari biasa antara 8-9 ekor atau berkisar 250-300 kilogram per bulan. Sedangkan pada hari-hari besar keagamaan, kebutuhan meningkat menjadi 12-15 ekor.
Untuk memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat saat ini, Kotim harus mendatangkan sapi dari daerah lain seperti Sulawesi, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Selatan.
“Kotim baru mencapai swasembada sapi, bila jumlah populasi ternak mencapai 12.000 ekor per tahun,” tandasnya. (ang/fm)