SAMPIT– Dalam kunjungan ke kawasan PPM kemarin, anggota Komisi II DPRD Kotim juga menyoroti sarana dan prasarana di pasar ikan mentaya. Pihaknya menemukan adanya beberapa kerusakan bangunan serta sarana pendukung pedagang ikan, sehingga perlu perhatian khusus dari Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) terkait.
Seperti diungkapkan oleh Ketua Komisi II Rudianur, bahwa setelah melihat kondisi pasar tersebut, dirinya menilai suasananya kian tidak nyaman. Penyebabnya antara lain bagian lantai pasar yang tergenang air, dan keramik lantai yang banyak retak sehingga akan memengaruhi minat kunjungan para pembeli.
”Kita harapkan pasar tradisional ini harus diperhatikan, karena saat ini mucul pasar modern. Kita khawatir pasar tradisional ini akan gulung tikar,” ujarnya, siang kemarin (29/5).
Rudi juga memberikan saran kepada SOPD terkait yang menangani sarana prasarana di pasar tersebut agar ke depan bisa mengajukan anggaran untuk perbaikan. ”Kalau mereka kurang anggaran untuk pasar ikan dan pasar tradisional ini, ya harus disampaikan ke DPRD. Nanti kita coba bantu perjuangkan di pembahasan APBD,” imbuhnya.
Sementara itu, anggota Komisi II lainnya yakni Jainudin Karim juga meminta agar Pemkab Kotim menyediakan tambahan kamar kecil atau WC khusus bagi pedagang di pasar ikan tersebut. Karena lokasi kamar kecil yang ada saat ini dianggap terlalu jauh dari tempat mereka berdagang.
”Bahkan saat Subuh mereka kadang kesulitan mau ke WC ini. Hal ini juga jadi perhatian kami komisi II, semoga bisa direalisasi dan disulkan di APBD perubahan ini, karena itu pekerjaan ringan saja,”tambahnya.
Selain itu, Politikus Partai Gerindra ini berkomitmen akan turut memberdayakan pasar tradisional. Apalagi lanjutnya, belakangan ini pasar modern mulai menjamur di Kota Sampit, sehingga apabila dari sisi sarana dan prasarana pasar tradisional tidak mendukung maka konsumen akan beralih ke pasar modern.
”Bagaimana pun kami tetap mendukung revitalisasi pasar tradisional jadi pasar yang nyaman, aman dan enak dikujungi, serta jauh dari kesan kumuh, kotor dan lain sebagainya,”tandas Janudin Karim. (ang/gus)