SAMPIT – Aktivitas pemudik di Pelabuhan Sampit terus meningkat. Minggu (18/6), ribuan penumpang menumpuk di pelabuhan. Saking banyaknya, sebagian besar sampai mengular ke jalan. Ada tiga kapal yang meninggalkan Sampit mengangkut 9.063 pemudik.
”Aktivitas arus mudik pada hari ini (Red, kemarin) menjadi salah satu yang sangat padat. Ada 3 kapal yang berangkat dengan jumlah penumpangnya sebanyak 3.154 jiwa. Kami melakukan pengamanan dan pemantauan sejak pukul 2 malam, karena banyak penumpang yang datang lebih awal dari jadwal keberangkatan,” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuan (KSOP) Kelas III Sampit Toto Sukarno.
Menurut Toto, sempat terjadi penumpukan penumpang di terminal karena penumpang yang datang hampir bersamaan, sehingga petugas kewalahan. Namun, semua bisa diatasi dan proses embarkasi tetap berjalan lancar.
Tiga kapal yang diberangkatkan, yakni KM Sirimau (Pelni) tujuan Surabaya dengan jumlah penumpang 1.522 orang, dan dua unit Kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU), KM Kirana III dengan jumlah penumpang 882 jiwa tujuan Semarang dan KM Kirana I sebanyak 750 penumpang dengan tujuan Surabaya.
Selain mengangkut penumpang, kapal dari PT DLU juga mengangkut kendaraan, seperti motor, mobil, maupun truk. Ada 100 unit mobil, 16 unit motor, dan 7 unit truk yang diangkut menggunakan KM Kirana III, sementara KM Kirana I mengangkut 11 unit mobil, 38 unit motor, dan 5 unit truk.
”Alhamdulillah, sejauh ini proses arus mudik berjalan lancar. Meskipun ada beberapa kesulitan yang kami hadapi, masih bisa ditangani dengan kerja sama instansi terkait,” katanya.
Pihaknya juga mengawasi kemungkinan terjadinya pungli (pungutan liar). ”Kami selalu mengingatkan pihak pelayaran agar senantiasa memantau dan mengingatkan manajemen untuk tidak melakukan pungli. Sejauh ini masih aman,” tuturnya.
Menurut Toto, penumpang tidak hanya dari Kotim, tapi juga kabupaten lainnya, misalnya Pangkalan Bun. Kemungkinan disebabkan tingginya arus mudik melalui angkutan laut di daerah tersebut. Hal itu membuat sebagian masyarakat yang tidak kebagian tempat beralih ke Terminal Pelabuhan Sampit. Ini menjadi salah satu alasan, KSOP memperketat pembatasan jumlah penumpang.
Toto meminta operator pelayaran tidak mengangkut penumpang melebihi kapasitas. Selain bahaya kelebihan muatan, juga akan menimbulkan ketidak nyamanan bagi para penumpang di dalam kapal jika ruang geraknya kian berkurang. Pihaknya tidak akan segan menurunkan sejumlah penumpang apabila diketahui angkutan kapal melebihi kapasitas.
”Sementara ini kami belum menemukan adanya kelebihan penumpang, semua masih sesuai dispensasi. Tapi, hal ini akan terus menjadi perhatian kami untuk antisipasi ke depannya jika hal tersebut terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, dari pemeriksaan dan pengamanan Polsek KP Mentaya saat embarkasi terhadap penumpang, diamankan sejumlah senjata tajam dan senapan angin. Sebanyak 6 parang, 2 kapak, 1 dodos, dan 1 senapan angin. Selain dilarang dibawa naik ke kapal, pengaman senjata tajam dan senapan angin ini dilakukan untuk mengantisipasi tindak pidana atau kekerasan dalam kapal. (vit/rm-82/ign)