SAMPIT-Wakil Ketua DPRD Kotim Parimus mendesak agar seluruh desa di Kotim ini sudah teraliri listrik. Ditegaskannya, apakah itu berasal dari jaringan PLN atau pun juga pasokan dari swasta, seperti dari pabrik kelapa sawit (PKS) yang kelebihan daya.
Dikatakannya, salah satu penyebab terjadinya ketertinggalan masyarakat di pedesaan, yakni selain terbatas akses telekomunikasi yang belum merata, juga karena masih ada yang belum tersentuh jaringan listrik.
”Selama ini bagi mereka yang daerahnya jauh dari sentral listrik itu hidupnya tetinggal. Tapi kadang ada juga yang menggunakan listrik dengan jasa listrtik tenaga surya, namun itu ada orang tertentu saja yang menggunakan,” ungkapnya.
Parimus juga menekankan agar pemerintah ke depan lebih memerhatikan desa-desa yang belum mendapatkan penerangan listrik. Menurutnya, di Kotim masih ada beberapa desa yang belum mendapatkan penerangan listrik, dan kondisi itu membuat desa-desa itu terlihat tertinggal dibandingkan dengan desa yang telah mendapatkan penerangan listrik.
Sementara terkait rencana bantuan pasokan listrik di pedesaan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, dirinya sangat mendukung hal itu.
”Tentu kita sangat mendukung apabila ada kepedulian PBS mengaliri listrik kepada warga di sekitarnya. Memang seharusnya itu dilakukan sejak dulu,” cetus Parimus.
Sementara itu diketahui, sebelumnya Pemkab Kotim melalui Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) pada tahun 2015 silam, memberikan bantuan sebanyak 200 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara graais kepada masyarakat. Bantuan tersebut lengkap dengan tiga titik lampu, dan masyarakat menerima dalam bentuk jadi atau langsung menyala.
Dikabarkan, bantuan PLTS tersebut akan berlanjut, namun jumlahnya berkurang karena setiap desa saat ini sudah memiliki Alokasi Dana Desa (ADD), sehingga sebagian pengadaannya diharapkan dianggarkan dari dana tersebut. (ang/gus)