PANGKALAN BUN – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Sampit memberikan penyuluhan tentang bahaya kanker serviks dan launching bulan deteksi dini kanker leher rahim kepada 180 orang karyawan kebun PT Citra Borneo Indah (CBI). Hal itu sebagai upaya mendeteksi dini sekaligus mencegah kanker serviks bagi peserta JKN-KIS di Kobar.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula PT CBI Desa Sulung Kecamatan Arut Selatan tersebut, Kamis (13/7), dipimpin Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Sampit Rusmalita Pebriana Sari dan Kepala Kantor Kabupaten Kobar Septa. BPJS Kesehatan menghadirkan dokter Muhammad Reza Pahlefi sebagai narasumber.
Rusmalita mengatakan, penyuluhan dilaksanakan sebagai bentuk dukungan BPJS Kesehatan terhadap gerakan masayarakat sehat yang difokuskan pada upaya promotif dan preventif terhadap peserta JKN-KIS di Kobar. Selain itu, memperingati HUT BPJS Kesehatan yang ke-49. Tujuannya, mencegah terhindar dari penyakit tersebut.
”Karena itulah diadakan penyelenggaraan bulan deteksi dini kanker serviks bagi peserta JKN-KIS di seluruh Indonesia sejak 13-31 Juli, dengan mengadakan penyuluhan kepada para pesertanya," ujar Rusmalita, Jumat (14/7).
Berdasarkan data peserta BPJS Kesehatan, Rusmalita menuturkan, secara nasional pada 2016, jumlah kasus kanker serviks di tingkat layanan rawat jalan tingkat lanjutan mencapai 12.820 kasus. Total biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 56,5 miliar. Di tingkat rawat inap tingkat lanjutan mencapai 6.938 kasus, dengan total biaya sekitar Rp 87,1 miliar.
”Tingginya angka penderita itulah yang membuat BPJS Kesehatan melakukan pencegahan sejak dini dengan mendeteksi penderita yang telah menjadi peserta JKN-KIS di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Kobar," katanya.
Dia menambahkan, pelaksanaan deteksi dini itu merupakan upaya unggulan untuk menekan prevalensi kanker serviks pada peserta JKN-KIS. Untuk mewujudkannya, BPJS Kesehatan menyediakan jaminan layanan deteksi dini kepada seluruh perempuan usia produktif yang telah menjadi peserta JKN-KIS.
Sementara itu, Muhammad Reza Pahlepi mengatakan, layanan pemeriksaan IVA/pap smear dapat dijamin BPJS Kesehatan, sehingga peserta JKN-KIS tidak perlu khawatir dengan biayanya. Setelah diperiksa dan peserta memerlukan penanganan lebih lanjut, akan dirujuk sesuai prosedur dan ketentuan.
”Sebagai informasi, kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan screening kesehatan melalui layanan kesehatan deteksi dini yang disediakan BPJS Kesehatan," jelasnya.
Menurut Reza, kanker serviks umumnya baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut. Proses pengobatan yang harus dilakukan menjadi lebih sulit dan biayanya lebih mahal. Namun, dibandingkan jenis kanker lainnya, kanker serviks sebetulnya paling mudah dicegah dan dideteksi. Caranya, deteksi dini dan pemberian vaksinasi.
Oleh karena itu, dia mengimbau seluruh peserta JKN-KIS untuk melakukan deteksi dini di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau sarana penunjang lain yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Pemeriksaan IVA/pap smear merupakan metode pemerikasaan sederhana yang memiliki tingkat akurasi tinggi, aman, dan nyaman bagi pasien.
Dari data yang dihimpun sampai Mei 2017, deteksi dini yang dilakukan BPJS Kesehatan dengan metode IVA berhasil menjangkau 101.097 peserta, sementara pap smear berhasil menjangkau 93.263 peserta. Data per 7 Juli 2017, terdapat 178.771.035 jiwa penduduk Indonesia yang telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
Selain itu, terdapat total 20.861 FKTP yang bermitra dengan BPJS Kesehatan, terdiri atas 9.829 puskesmas, 4.516 dokter praktik per orangan, 1.151 dokter praktik gigi per orangan, 5.351 klinik pratama, dan 14 RSUD Pratama. Selain itu, BPJS Kesehatan juga telah bekerja sama dengan 5.443 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL), terdiri atas 2.175 rumah sakit (termasuk 181 klinik utama), 2.270 apotek, dan 998 optik. (el/ign)