SAMPIT-Kegagalan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur meraih piala Adipura di tahun 2017 ini, sudah menjadi prediksi kalangan anggota DPRD Kotim. Seperti diungkapkan oleh Ketua Komisi II Rudianur, bahwa kegagalan tersebut tidak lepas dari adanya konflik internal di tubuh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim.
Maka itu dirinya berharap, dengan kondisi DLH Kotim yang dipimpin pejabat baru saat ini, kinerjanya bisa lebih kompak dan solid sehingga Piala Adipura di tahun 2018 nanti, bisa diboyong lagi ke Kotim.
”Sebelumnya ada ada persoalan yang sempat mencuat di DLH. Tapi itu persoalan lama dan kini pejabat baru yang memimpin saya harapkan bisa maksimal dan memiliki akselerasi yang tinggi demi menciptakan Kotim yang bersih,”ungkap Rudianur.
Menurutnya, penanganan sampah di Kota Sampit memang memerlukan ketegasan dan juga terbosan baru. Apalagi lanjutnya, terkadang kelakuan masyarakat setempat dalam membuang sampah sembarangan masih sering ditemui. Salah satunya di beberapa fasilitas publik yang dibangun pemerintah, kerap pengunjung masih ada yang membuang sampah sembarangan. Selain itu tambahnya, ada juga oknum warga yang kerap suka merusak bunga dan tanaman hias
”Kita harus dukung DLH Kotim dalam melaksanakan programnya, asalkan yang kita dukung ini betul-betul serius,” tegas Politikus Golkar Kotim ini.
Sebelumnya, Wakil Bupati Kotim M Taufiq Mukri mengakui penanganan sampah di Kota Sampit memang cenderung menurun dari sebelumnya. Hal ini salah satu penyebab kegagalan meraih Adipura tahun 2017 ini.
Menurutnya kebersihan di tempat umum seperti di pasar dan objek yang menjadi penilaian Adipura terjadi penurunan, dan terjadi juga kawasan permukiman warga. Selain itu ada kendala teknis di lapangan seperti keterbatasan armada dan personel petugas kebersihan, sehingga terkadang sampah sempat menumpuk di tempat pembuangan, dan ke depan hal ini akan ditangani serius supaya bisa dibenahi dan dicarikan solusi. (ang/gus)