PALANGKA RAYA – Peredaran obat keras daftar G menjadi ancaman serius. Seorang pemuda berusia 18 tahun, JEF, tega menghabisi nyawa tetangganya, Citra Wandi alias Yahin (26). Pemuda itu mengaku dipengaruhi Zenith saat membunuh korban dengan sebilah senjata tajam.

Peristiwa berdarah itu terjadi di Jalan Tjilik Riwut, Km 14 Palangka Raya, Minggu (13/8) dini hari. Selain bertetangga, korban dan pelaku merupakan teman akrab.

”Motifnya karena ketersingungan dan pelaku mengaku masih terpengaruh obat (Zenith, Red) saat melakukan perbuatan tersebut,” kata Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli didampingi Wakapolres Kompol Bronto dan Kabag Ops Kompol Purwanto.

Lili menuturkan, pihaknya juga mengamankan sebilah senjata tajam dan pakaian sebagai barang bukti. JEF telah ditetapkan sebagai tersangka dengan ancaman hukuman seumur hidup.

Kronologis kejadian, kata Pamen Polri ini, diawali pada Sabtu (12/8) malam, ketika korban dan tersangka menjaga exavator di lokasi galian C Jalan Tjilik Riwut Km 15. Saat itu penyakit asma korban kambuh. Tersangka pun menegurnya. Namun, teguran itu justru membuat Wandi marah.

Korban sempat mengancam pelaku menggunakan pisau. Meski demikian, tak sampai terjadi perkelahian dan mereka memisahkan diri. Berselang beberapa jam, korban pulang ke rumah, sementara tersangka mengambil senjata tajam di rumahnya. Dia berniat mendatangi korban menyelesaikan permasalahan tersebut.

Sebelum mendatangi rumah korban, tersangka menenggak sembilan butir Zenith. Kemudian mendatangi rumah korban yang jaraknya sekitar sepuluh meter. Senjata tajam yang dibawanya diletakkan di depan pintu. Tersangka yang saat itu di bawah pengaruh Zenith, kemudian mengetuk pintu rumah korban. Korban pun keluar.

Namun, korban ternyata masih menyimpan amarah dan dendam. Melihat tersangka, tanpa basa-basi Wandi memukul JEF. Tersangka berusaha menangkis. Dia kemudian mengambil senjata tajam yang dibawanya dan menusuk korban di bagian ulu hati.

Darah mengalir deras. Tusukan JEF membuat usus korban terburai. Tersangka seolah baru sadar telah menikam sahabatnya. Dia berteriak meminta tolong sehingga warga berdatangan. Namun, karena tak ada motor, korban cukup lama di lokasi kejadian dan baru sekitar satu jam setelahnya dibawa ke rumah sakit. Diduga karena kehabisan darah, korban meninggal dalam perjalanan.

Warga setempat kemudian melapor ke polisi. Petugas bergerak cepat dan langsung mengamankan tersangka bersama barang bukti.

”Kita anggap ini berencana karena tersangka membawa parang, nanti kita dalami lagi,” katanya.

Kepada petugas, JEF mengakui perbuatannya. Dia juga tak menyangka melakukan penganiyaan hingga menyebabkan kematian korban. JEF mengaku sudah mengenal korban sejak kecil dan dari awal memang tak ada niat untuk membunuh korban.

”Saya bawa senjata tajam itu untuk jaga-jaga, karena korban juga sering bawa pisau. Bahkan, sebelum kejadian itu saya sempat mau ditusuk. Saya datang ke rumah korban biar masalahnya selesai, gak tahunya malah seperti ini,” kata JEF yang tampak terlihat tenang.

JEF menuturkan, antara dirinya dan korban tak pernah cekcok. ”Niat saya (mendatangi korban) memang untuk minta maaf. Usai menusuk saya gak lari dan malah meminta warga menangkap saya. Saya menyesal telah membunuh korban,” ujarnya.

Menurut JEF, saat itu dia masih dalam pengaruh obat daftar G, sementara korban juga mabuk. ”Saya menegak sembilan butir Zenith, tapi korban juga mabuk. Apapun itu, saya siap bertanggung jawab dan dihukum sesuai perbuatan ini,” katanya.

Sementara itu,ibu kandung tersangka, Siti Hertati mengatakan antara korban dan anaknya memang sudah seperti keluarga. Dia mengaku tak mengetahui persis pembunuhan itu bisa terjadi.

”Mereka akur, ke mana-mana berdua. Nah, malam itu JEF seperti kerasukan setan, gak tahu gimana,” ucap wanita berambut panjang ini.

Siti menambahkan, saat ditangkap JEF tidak melakukan perlawanan. Bahkan, JEF sendiri meminta untuk ditangkap dan sempat berteriak minta tolong kepada warga usai kejadian. Seandainya korban cepat ditolong, nyawanya kemungkinan besar masih bisa diselamatkan.

”Korban itu sampai satu jam di rumah itu karena tidak ada motor yang membawanya,” pungkasnya. (daq/ign)