Perpeloncoan menjadi momok menakutkan bagi pelajar ketika memasuki lingkungan pendidikan baru. Namun tidak terjadi di kampus ini, mahasiswa justru senang dan bersemangat. Bahkan disapa hangat dengan motivasi membara agar menjadi mahasiswa yang berjiwa kompeten.
Matahari bersinar cerah Kamis (24/8) pagi. Sejumlah mahasiswa beralmamater biru tampak sibuk menyiapkan segala sesuatunya. Demikian halnya dengan dosen dan staf. Mereka juga sudah tiba lebih awal dari hari biasa.
Kontras terlihat, 164 pemuda dan pemudi berpakaian putih-hitam tampak kikuk dan panik mencari posisi barisan. Pukul 06.30, mereka harus berbaris rapi mengikuti upacara pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Mereka masih berstatus calon mahasiswa. Sebab, selama tiga hari ke depan akan diperkenalkan lingkungan kampus. Di masa itu, mereka akan dinilai dan dievaluasi. Setiap yang taat dan mengikuti aturan kampus, otomatis akan resmi menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sampit. Namun, jika tidak, siap-siap saja mencari tempat perkuliahan lain.
Ada perbedaan PKKMB (dulu disebut Ospek) tahun ini. Tidak ada balon-balon. Tidak ada atribut aneh. Tidak ada hukuman fisik, dan yang hal negatif lainnya. STIE Sampit memastikan tidak akan ada perpeloncoan. Perpeloncoan dinilai tak ada manfaatnya. Bahkan cenderung merugikan dan berbahaya.
”Zaman saya dulu, kepala mahasiswa baru laki-laki digunduli, lalu dicat, sorenya harus bersih. Yang perempuan disuruh kepang rambutnya, sorenya begitu juga. Ini tidak ada gunanya justru yang ada hanya menimbulkan bibit-bibit dendam,” kata Ketua STIE Sampit HM Thamrin Noor.
Thamrin menegaskan, pengenalan lingkungan kampus, khususnya STIE Sampit, saat ini tidak lagi seperti itu. Thamrin mengaku mendukung penghapusan perpeloncoan di Indonesia.
Sayangnya, pada praktiknya di Indonesia masih ada korban dari kalangan pelajar yang mendapatkan perlakuan tidak baik dari senior. Apalagi beberapa kasus bullying terhadap pelajar baru masih sering terjadi. Ini dibuktikan dengan video yang banyak beredar di media sosial.
”Saya juga sudah pesankan kepada panitia, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) jangan sampai ini terjadi. Nanti, panitia juga akan kami evaluasi,”tegas Thamrin.
Thamrin menyampaikan itu dihadapan 164 mahasiswa baru. Dalam sambutannya, dia juga memberikan motivasi bagi calon mahasiswa baru untuk menjadi generasi yang hebat.
Dia berharap akan ada lagi pemimpin dan pengusaha sukses yang lulus dari STIE Sampit. Selama ini, alumnus STIE Sampit, tidak diragukan lagi, baik di dunia kerja, pemerintahan, maupun dunia usaha.
Tahun ini peminat kampus biru beralamat di Jalan Walter Condrat, Kecamatan Baamang itu cukup meningkat. Tahun sebelumnya, STIE Sampit hanya menerima 126 mahasiswa. Apalagi semenjak adanya program studi baru yakni kewirausahaan antusias pelajar untuk berkuliah di perguruan tinggi tertua di Kotim itu semakin meningkat.
”Selamat datang di kampus biru STIE Sampit. Jadilah lulusan STIE yang berperan besar dalam pembangunan, dengan jadi pengusaha dan pimpinan sukses,” tutup Thamrin, dibalas senyum sumringah calon mahasiswa baru yang terbakar semangatnya. (soc/oes)