SAMPIT-Anggota Komisi III DPRD Kotim Nono mendorong agar pemerintah di daerah ini terus mengembangkan sektor peternakan sapi. Salah satunya dengan menggalakkan program intergrasi ternak sapi diantara perkebunan kelapa sawit, karena didukung dengan sumber pakan yang berlimpah.
”Program peternakan kita masih belum maksimal, harus dikembangkan secara serius. Pemerinrtah jangan hanya memberikan bantuan sapi saja, tapi juga harus dikawal dengan baik. Kalaum bantuan bibit sapi itu tidak dikawal, itu sama saja merancang program untuk gagal,” paparnya di sela mengunjungi salah satu kelompok peternak sapi yang ada di Kotim, baru-baru tadi.
Nono juga mengatakan, kesempatan mencapai swasembada daging di Kotim masih terbuka lebar. Asalkan lanjutnya kelompok peternak yang dibina itu betul-betul serius. Kemudian, bantuan dari pemerintah harus bisa dikelola dengan baik. Dan menurutnya, jika bantuan pemerintah dalam tahap pertama gagal maka pemerintah harus mencari kelompok yang lain lagi.
”Banyak minat warga ini menjadi peternak sapi, tapi sayangnya mereka tidak punya modal. Kalau mau memperkuat ekonomi itu, mulai sekarang kita harus juga membangun pola pembinaan kepada peternak,” imbuhnya.
Nono juga mengatakan, upaya pengembangan ternak sapi juga untuk mengatasi kelangkaan daging sapi, serta ketergantungan dari daerah luar. Sebab selama ini Kotim masih mengandalkan pasokan sapi dari Madura, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Banjarmasn. Padahal dari sisi faktor pendukun, untuk pengembangan sapi lokal Kotim sudah cukup baik. Namun sayangnya formulasinya masih belum ditemukan.
”Kurangnya populasi sapi lokal akan berdampak sistemik. Seperti berimbas kepada ketersediaan stok dan ketidakstabilan harga daging di pasaran. Maka itu, untuk mengatasi itu tinggal kemauan pemerintah saja,” pungkas Politikus Hanura ini. (ang/gus)