SAMPIT - Ketua DPRD Kotim, Jhon Krisli mengakui salah satu penyumbang kerusakan jalan adalah truk angkutan yang melebihi kemampuan jalan. Seperti halnya di kawasan Bundaran Balanga Jalan Jenderal Sudirman, kilometer 3, Sampit.
Padahal menurutnya, bundaran tersebut sudah sering dilakukan perbaikan, dan tidak berselang lama kembali rusak.
“Ini akibat beban muatan sangat tidak sesuai dengan kemampuan jalan. Makanya kedepan bundaran harus dibuat dengan rigid. Dibanding dengan jalan umum, bundaran sangat cepat rusak, maka dari itu harus kita programkan pembangunan yang permanen,” kata Jhon, Selasa (29/8).
Jhon mengakui arus deras investasi di Kotim memang tidak bisa dihindari. Salah satu imbasnya adalah kerusakan jalan semakin cepat. Pertumbuhan kendaraan besar di Kotim sangat tinggi. Bahkan bisa dibuktikan jalan lintas nasional yang tidak pernah sepi dari kendaraan dalam waktu satu kali 24 jam.
“Jalan rusak memang salah satu dampak perkembangan investasi, sekarang apakah investasi ini punya cash back untuk daerah atau tidak. Kami dari DPRD berharap agar hadirnya investasi itu semangatnya sama yakni untuk memajukan daerah dan tidak hanya berorientasi kepada profit semata,” tegas pria yang kini mencalonkan diri sebagai Wali Kota Palangka Raya tersebut.
Jhon mengatakan penataan Kota Sampit tidak hanya berkutat kepada hiasan dan ornamen pada bundaran dan ikon serta taman kota saja, namun harus secara menyeluruh.
Pasalnya akan percuma anggaran besar untuk pembangunan ikon dan bundaran, ternyata jalan disekitarnya tidak mendukung.
“Nilai keindahan itu hilang karena kondisi jalan sekelilingnya, seperti Bundaran Balanga, bundarannya bagus tapi jalannya rusak, akibatnya nilai menjadi kurang,” tandasnya. (ang/fm)