SAMPIT—Keberadaan tenaga medis terutama dokter yang masih mengalami kekurangan untuk menempati rumah sakit hingga puskesmas di Kotim, membuat pemerintah setempat berencana menaikkan tunjangan bagi profesi tersebut. Menurut Bupati Kotim Supian Hadi, kenaikkan tunjangan untuk dokter tersebut sebagai salah satu upaya, agar banyak dokter yang berminat bertugas di Kotim.
”Selama ini tunjungan yang diberikan untuk para dokter di Kotim, termasuk yang paling rendah dibandingkan daerah lain. Sehingga wajar saja banyak dokter yang pindah. Untuk itu saat ini kami berupaya untuk meningkatkan tunjangan dokter,”ungkapnya, saat melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Pratama Supian Hadi di Kecamatan Parenggean, Sabtu (9/9) lalu.
Diungkapkan Supian Hadi, selama ini insentif tunjangan untuk dokter yang bekerja dengan Pemkab Kotim hanya Rp 25 juta. Nilai itu dianggap cukup rendah dibanding tunjangan yang diberikan Pemkab lainnya di Kalteng ini. Menurutnya, rencana kenaikan tunjangan dokter ke depan nanti, berkisar menjadi Rp 30 juta untuk dokter umum dan Rp 50 juta untuk dokter spesialis.
Dirinya berharap, dengan adanya kenaikan tunjangan itu nanti, banyak dokter yang bersedia bertugas di sejumlah fasilitas kesehatan milik pemerintah, khususnya di kecamatan.
”Sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat akan lebih maksimal lagi. Seperti halnya di rumah sakit Parenggean ini. Alat kesehatannya ada, tapi sokternya tidak ada sehingga alat tersebut tidak dapat difungsikan,” ungkap Supian.
Dirinya juga menawarkan, bagi masyarakat atau kalangan dokter, jika ada kerabat yang berprofesi sebagai dokter, agar dapat ditawarkan untuk bekerja di Kotim. Mekanisme teknisnya nanti akan diatur oleh Dinas Kesehatan. Supian juga mengharapkan setiap rumah sakit dan puskesmas di Kotim nantinya bisa lengkap memiliki dokter.
Di rumah sakit Parenggean saja, saat ini masih memerlukan tenaga medis diantaranya, dokter radiologi, dokter gigi, dokter umum, dokter spesialis kandungan, spesialis anak dan anastesi karena peralatannya sudah ada. Kemudian juga memerlukan asisten apoteker dua orang, pegawai laboratorium g satu orang, bidan serta perawat masing-masing kurang empat orang.
”Kekurangan ini nantinya akan dikomunikasikan dengan dinas terkait agar bisa merekrut pegawai melalui tenaga kontrak daerah, sehingga kekurangan yang ada dapat ditutupi,” pungkas Supian Hadi. (dc/gus)