PANGKALAN BUN- Kasus penyalahgunaan obat parasetamol, kafein, dan carisoprodol (PCC) yang menyebabkan puluhan orang menjadi korban di Kendari, Sulawesi Tenggara, jadi perhatian Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). BNNK melakukan razia di SDN 1 Sidorejo, Pangkalan Bun, Jumat (15/9), untuk memastikan tidak ada peredaran obat tersebut.
Kepala BNNK Kobar I Wayan Korna mengatakan, selain menggeledah isi tas peserta didik, pihaknya juga memberikan pemahaman kepada terkait bahaya penyalahgunaan narkoba yang menyebabkan seseorang kehilangan akal sehat.
"Antisipasi kalau ada obat PCC melebar ke sini. Untuk itu kita lakukan razia ke sekolah," ujar Wayan, Jumat (15/9).
Menurut Wayan, perkembangan narkoba saat ini sangat luar biasa. Modifikasi terhadap obat-obatan yang menggunakan zat adiktif dibentuk dengan berbagai macam. Termasuk PCC sempat menjadi viral di media sosial dan menjadi perhatian khusus pihaknya.
"Kita tidak ingin kecolongan, peredarannya cenderung kepada anak-anak sekolah yang tidak mengetahui bahaya efek obat tersebut," jelasnya.
Wayan mengajak seluruh instansi terkait dan masyarakat Kobar bekerja sama mengantisipasi dan memerangi penyalahgunaan narkoba. "Mereka harus tahu dulu bentuknya, bagaimana mereka bisa menolah kalau tidak tahu bentuk barangnya seperti apa," tandasnya.
Menurutnya, efek penggunaan obat PCC ini sangat luar biasa. Mengonsumsi 3 butir saja bisa berdampak kejang-kejang, halusinasi, hingga kehilangan akal sehat karena otaknya sudah rusak. Bahkan, bisa menyebabkan meninggal dunia.
"Saat ini PCC masih dalam proses penelitian di laboratorium untuk meneliti secara rinci kandungan apa saja yang ada di dalam obat tersebut," tandasnya.
Sementara itu, Kepala SDN 1 Sidorejo Hadijah mengatakan, untuk mencegah peserta didik jajan sembarangan dan mengonsumsi hal terlarang, pihaknya membatasi para peserta didik selama di sekolah agar tidak membeli jajanan di luar sekolah.
"Tidak diperbolehkan untuk membeli jajan dari luar sekolah, mereka jajan yang ada dikantin sekolah saja," pungkasnnya. (jok/ign)