SAMPIT – Sejumlah pedagang di kawasan Ikon Jelawat belakangan ini bikin heboh. Pasalnya, mereka rebutan lokasi menyewakan mainan di kawasan tersebut. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kotim akan turun tangan menyelesaikan konflik itu dengan mendata pedagang.
Kabid Perdagangan Disdagperin Kotim M Tahir melalui Kasi Sarana Prasarana dan Retribusi Aulisius mengatakan, masalah itu memantik keributan sesama pedagang dan jadi viral di media sosial dalam dua hari lalu ini.
”Pedagang akan didata kembali. Nanti akan kelihatan mana saja yang baru datang ke tempat tersebut tanpa izin dari dinas. Jelas akan akan penataan lagi, agar tidak ada masalah di antara mereka. Kalau ada yang illegal, apakah nanti akan dilegalkan atau tidak, semua setelah kita mendata terlebih dahulu,” katanya, Selasa (26/9).
Menurut Aulisius, sesuai data sebelumnya, di lokasi jumlah pedagang kaki lima di bawah 10 orang. ”Beberapa aduan yang masuk ke dinas semua pasti akan ditindaklanjuti,” tegasnya.
Mengenai kabar yang menyebutkan adanya aparatur sipil negara (ASN) yang ikut mengadu nasib di lokasi itu, dia belum bisa membenarkan. Sebab, masih belum mengetahui siapa yang dimaksud. Dia berharap lokasi tersebut bisa tetap aman bagi pengunjung.
”Sebenarnya, dengan adanya penyewaan mainan itu membuat kawasan Ikon Jelawat menjadi tambah ramai. Jadi, nanti kami akan bertindak bagaimana permasalahan tersebut ada jalan keluarnya,” ujarnya.
Untuk diketahui, permasalahan ini menjadi ramai lantaran ada video yang tersebar di media sosial facebook. Video tersebut menampilkan ibu-ibu yang juga salah satu pedagang berseteru dengan salah seorang pedagang lainnya. Video ini menjadi viral , bahkan menjadi bahan ledekan pengguna media sosial.. (mir/ign)