SAMPIT - Anggota Komisi III DPRD Kotim, Sarjono angkat bicara soal pariwisata di Kotim. Bahkan menurutnya ada wisata yang tidak kalah menarik di daerah utara Kotim.
Bahkan dianggap bisa mengalahkan Ujung Pandaran dan Ikon Jelawat Kota Sampit yang menelan dana puluhan miliar rupiah itu. Wisata itu berada di Kecamatan Antang Kalang seperti di Desa Tumbang Gagu dan objek wisata Maraku.
Hal itu dibuktikan beberapa kali kedatangan turis dari mancanegara ke daerah tersebut. Bahkan dalam kurun beberapa tahun terakhir ini, justru yang kerap berkunjung adalah mereka dari luar negeri.
Wisatawan luar ini hadir dengan menggunakan helikopter pribadi menuju Desa Tumbang Gagu dan Maraku.
“Belum lama ini ada satu keluarga dari luar negeri datang kesana, mereka sangat terpesona keindangan daerah itu, bahkan bisa dikatakan indah dari Ujung Pandaran karena punya karakter wisata natural yang sangat kuat,” kata Sarjono, Selasa (3/10).
Menurutnya, wisata Maraku adalah lokasi di mana kawasan yang masih alami, bahkan sangat natural mulai dari pepohonan hingga air dan satwa yang ada. Kondisi ini merupakan gambaran hutan asli yang masih segar.
“Wisatawan datang kesana dan sangat tertarik dengan keindahan alamnya, mulai dari air yang jernih, pepohonan yang berusia ratusan tahun hingga burung dan hewan hutan masih bisa ditemui,” terangnya.
Sayangnya persoalan itu adalah akses jalan, akibatnya untuk pengembangan wisata daerah tidak bisa dilakukan. Bahkan program menjadikan daerah itu objek wisata akan percuma jika masih belum ada jalan.
Selama ini hanya mengandalkan transportasi sungai. Bayangkan untuk mencapai lokasi itu menggunakan kelotok di musim hujan 6-7 jam.
“Nah sekali naik itu biaya tranportasi bisa 5 jutaan rupiah, maka dari itu pemerintah kami desak fokus untuk penyelesaian proses pinjam pakai kawasan untuk akses jalan menuju daerah itu (tempat wisata),” harapnya (ang/fm)