SAMPIT – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr Murjani Sampit kembali dikeluhkan. Bahkan, warga menduga ada oknum yang memperjualbelikan ruangan inap kepada pasien alias menjadikannya lahan bisnis.
Hal ini dialami seorang pasien, Ari. Seharusnya dia mendapatkan pelayanan intensif. Namun, saat ingin mendapatkan layanan medis di RSUD andalan Kotim itu, harus membayar sejumlah uang karena diarahkan menempati ruangan VIP.
Bayu, rekan Ari mengungkapkan, kejadian itu berawal ketika pihaknya ingin mendapatkan pelayanan dengan BPJS di kelas 1. Namun, petugas mengatakan ruangan kelas 1 sudah penuh dan tidak ada yang kosong. Ari kemudian ditawarkan ruang VIP, dengan syarat harus membayar uang senilai Rp 4 juta.
Mereka pun protes dan sempat menghubungi direksi rumah sakit hingga Kepala Dinas Kesehatan Kotim. Akhirnya, tak berapa lama, pihak rumah sakit menyatakan ada ruang kamar kelas 1 yang kosong. Namun, mereka sudah terlanjur memilih VIP karena harus segera mendapatkan pelayanan.
”Hampir dua jam rekan kami dibiarkan begitu saja, karena katanya belum ada ruangan,” katanya.
Dugaan kuat adanya mafia ruang pelayanan di RSUD Murjani ini bukan kali pertama. Beberapa warga yang pernah mengalami hal serupa pun sempat rebut dan mengungkapkan hal yang sama.
Informasi itu langsung sampai ke telinga Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor. Dia berjanji bersama jajaran direksi RSUD akan melakukan evaluasi.
”Ini akan jadi bahan evaluasi kami untuk sektor pelayanan, karena bagaimana pun pelayanan prima itu harus dicapai,” kata Halikin.
Dia menegaskan, rumah sakit harus mengedepankan penanganan kepada pasien. Orang yang masuk harus mendapatkan pelayanan medis. ”Pelayanan ini menyangkut nyawa seseorang,” katanya. (ang/ign)