SAMPIT – Empat guru dari salah satu sekolah di Desa Tanah Putih, Kecamatan Telawang, mogok mengajar. Mereka protes dengan kebijakan sekolah yang dinilai tidak terbuka soal pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) selama bertahun-tahun. Selain itu, selama ini mereka tidak disiapkan alat penunjang belajar yang layak.
Empat guru tersebut, di antaranya IS, MG, SY, dan GY. Dua orang guru merupakan honorer sekolah dan dua honorer pemkab. Mereka juga mengaku belum digaji selama empat bulan. Saat mengadu ke Komisi III DPRD Kotim, para guru tersebut menyebut pengelolaan dana sekolah tidak sesuai peruntukannya.
”Sebenarnya kami bukan menyoalkan gaji kami itu, tetapi sudah keterlaluan. Dalam pengelolaan dana BOS sekolah itu tidak transparan. Bahkan, untuk ATK (alat tulis kantor), salah satunya spidol, sekolah saja tidak mampu sampai ada siswanya yang membawakan spidol untuk kegiatan belajar mengajar,” ujar salah satu guru IS.
Menurut IS, sudah dua hari ini mereka mogok mengajar. Pihaknya menyadari, hal itu memang mengorbankan peserta didik. Namun, jika tidak dengan cara demikian, persoalan internal sekolah tersebut tidak akan diketahui masyarakat.
”Biar masyarakat tahu bagaimana kondisi sebenarnya. Kami hanya minta dana itu digunakan sesuai peruntukannya. Misalnya, untuk ATK lancar, tidak sampai meminta kepada murid. Persoalan kami belum terima gaji, memang karena dana BOS belum cair,” ujarnya.
Sementara itu, Komisi III rencananya akan turun ke lapangan. Mereka akan melakukan audiensi dengan kepala sekolah agar persoalan itu bisa diselesaikan.
”Kami akan turun dulu menelusurinya. Jangan sampai persoalan ini berlarut-larut yang akhirnya akan mengorbankan peserta didik,” kata Ketua Komisi III DPRD Kotim Rimbun.
Dia menegaskan, laporan para guru itu akan ditindaklanjuti. Kepala sekolah yang dilaporkan jangan sampai melakukan intimdasi kepada guru yang sudah menyampaikan persoalan tersebut ke DPRD Kotim.
”Kepala sekolah juga jangan sampai mengancam dewan guru. Yang jelas, persoalan ini harus segera kita selesaikan,” tegasnya. (ang/ign)