SAMPIT - Anggota DPRD Kotim dari Fraksi Partai Golkar, Supriadi mengakui bahwa solusi penanganan fasilitas publik yang masih terendam banjir nampaknya belum ada perubahan sejak lima tahun terakhir.
Salah satu yang menjadi sorotannya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit. Setiap intensitas hujan tinggi, beberapa titik di rumah sakit terendam air.
“Kasus terendamnya fasilitas umum seperti rumah sakit adalah persoalan sejak dulu, ternyata dalam kurun beberapa tahun ini persoalan itu belum mampu diselesaikan. Padahal kita tidak kurang, dan sudah mengingatkan bahwa fasilitas umum harus diprioritaskan penanganan agar tidak terendam air saat musim hujan,” kata Supriadi, Selasa (7/11).
Bahkan, kata Supriadi selama ini langkah penanganan banjir dalam Kota Sampit masih belum membuahkan hasil. Meskipun setiap hari petugas dari Dinas PUPR dan Disperkim berjibaku di lapangan.
Saat ini, menurutnya perlu formulasi yang tepat dan cepat untuk menyelesaikan. Normalisasi drainase memang hal yang wajib dilakukan. Jika normalisasi tanpa ada penyelesaikan disektor lainnya, maka akan percuma.
“Kalau dataran di rumah sakit itu rendah dari permukaan dan ketika musim hujan tinggi pasti terendam, apakah kita hanya berserah diri dan mengatakan bahwa pemerintah sudah berupaya maksimal, tidak seperti itu. Tentunya ada kajian dan langkah yang sudah dilakukan,” kata dia.
Disebutkannya penanganan banjir, air hujan dalam Kota Sampit ini perlu perhatian serius. Pemerintah daerah dalam kebijakan anggarannya tidak hanya berkutat untuk pembangunan program skala besar. Sedangkan ketika musim hujan tiba Kota Sampit sudah terendam.
“Harus dibarengi dengan kebijakan untuk menyelesaikan banjir ini, apalagi rumah sakit ini kan rencananya akan dapat anggaran besar, masa kita punya bangunan bagus tapi selalu dihantui soal banjir, tentunya itu sudah tidak benar,” tukasnya. (ang/fm)