PALANGKA RAYA – Buku Cerita Rakyat Kalimantan Tengah (Kalteng) yang merupakan hasil karya guru, dosen, dan tenaga pendidik di Bumi Tambun Bungai resmi diluncurkan, Sabtu (11/11). Buku yang terdiri dari 356 halaman ini hasil karya 23 peserta yang memenangkan lomba menulis cerita rakyat Kalteng yang diselenggarakan Radar Sampit Biro Palangka bekerja sama dengan Lembaga Literasi Dayak (LLD) Kalteng.
Peluncuran buku sangat menarik. Sebab, selain dihadiri Ketua Komunitas LLD Kalteng, Mugeni dan penulis R Masri Sareb Putra, kegiatan tersebut juga dihadiri Asma Nadia, novelis yang juga dikenal sebagai pendiri Forum Lingkar Pena dan manajer Asma Nadia Publishing House.
Mugeni, yang punya peran besar dalam terbitnya buku tersebut mengatakan, keberadaan buku ini sangat berarti. Apa yang tertuang dalam sebuah tulisan, jauh lebih baik dibanding apa yang disampaikan. Tentu hasil karya yang diabadikan akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi penulis.
”Apa yang diucapkan belum tentu diingat, tapi apa yang ditulis bisa diabadikan. Jadi, lomba menulis dan hasilnya dibukukan, tentunya menjadi kebanggan tersendiri," katanya.
Dia melanjutkan, jika pada zaman dulu cerita rakyat sering didengar dari orangtua, seiring perkembangan zaman, hal tersebut kini cukup sulit dicari. Setidaknya, dengan keberadaan buku ini, cerita rakyat yang dulunya sering disampaikan, bisa kembali didengar dan bahkan dibaca.
Sementara itu, R. Masri Sareb Putra mengatakan, menulis adalah kegiatan yang bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Tulisan yang bagus bisa berasal dari tema yang sederhana, seperti halnya menulis cerita rakyat. Sekalipun tema yang diangkat sederhana, apabila ditulis dengan ketekunan dan motivasi, hasilnya akan luar biasa.
”Tinggal ditulis saja dengan cara yang hebat, maka karya tulisan tersebut akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Tidak peduli seserhana apa pun yang ditulis di atas kertas, selama kita punya kemauan besar, hasilnya akan sangat baik," katanya.
Asma Nadia mengatakan, untuk menciptakan suatu karya tulis, harus punya motivasi besar. Dengan motivasi tersebut, mampu menghasilkan karya besar pula. Menurutnya, tidak ada rasa malas, hanya saja motivasi yang kurang membuat semangat menulis berkurang.
”Tentu semua motivasi itu datangnya dari diri pribadi. Kita harus punya tekad kuat supaya yang kota ingin capai ini bisa dihasilkan," pungkasnya. (sho/ign)