KUMAI - Tirto Solikin gantung diri di belakang warungnya sendiri, Jalan Panglima Utar, Desa Sei Kapitan, Selasa (14/11) sekitar pukul 16.00 WIB. Kakek berusia 67 tahun itu ditemukan istrinya dalam kondisi sekarat. Nadinya masih berdenyut. Korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Kumai, namun nyawanya tetap tak tertolong.
”Korban langsung dibawa ke Puskesmas Kumai,” ujar Danramil Kumai 02-1014/PBN Kapten Armed Zubaidi, Selasa (14/11).
Mulkan, Kepala Desa Sei Kapitan, membenarkan adanya warga yang bunuh diri. Korban merupakan penjual nasi yang baru seminggu berjualan di RT.10, sebelum Bundaran Monyet.
”Tali menggantung di bawah atap warung itu,” kata Mulkan.
Di belakang warung tepat di bawah korban gantung diri tidak ditemukan adanya kursi atau alat bantu untuk membantu korban meloncat dari tali. Hingga saat ini belum diketahui faktor penyebab korban mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
”Korban dimakamkan langsung oleh keluarganya Selasa malam di tempat pemakaman umum Desa Sungai Kapitan,” ungkapnya.
Kepala Puskesmas Kumai Abimanyu menyampaikan, korban mengenakan kaos berwarna hijau berlambang Korps Brimob dengan mengenakan sarung bermotif kotak-kotak. Tinggi badan korban sekitar 170 cm. Di area kemaluan korban telah mengeluarkan cairan sperma dan di bagian leher terdapat luka melingkar di leher.
“Lidahnya tidak keluar dan tidak ada ditemukan bekas luka kekerasan selain bekas tali di bagian leher,” terang Abimanyu.
Korban diperkirakan meninggal saat sampai di IGD Puskesmas Kumai. Berdasarkan informasi dari istri korban, saat ditemukan korban masih bisa bernafas dan denyut nadi masih ada. ”Diperkirakan korban meninggal setelah sampai di IGD, karena suhu tubuhnya masih terasa hangat,” pungkasnya. (jok/yit)