SAMPIT- Ketua Komisi III DPRD Kotim, Rimbun mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat untuk segera mengatasi kekurangan tenaga guru. Menurutnya, mengatasi itu bisa dengan memangkas penempatan guru di wilayah perkotaan. Disertai dengan menata kembali formasi Aparatur Sipil Negara (ASN) guru dan tenaga pengajar berstatus kontrak.
”Kekurangan guru di Kabupaten Kotim masih menjadi persoalan yang sampai saat ini belum bisa diatasi. Akibatnya sebagian guru harus bekerja ekstra, karena mengajar beberapa mata pelajaran di sejumlah kelas," paparnya.
Rimbun mengakui, memang kondisi keuangan daerah tidak mampu memenuhi penerimaan guru besar-besaran. Maka itu lanjutnya, mengatasi masalah itu bisa dilakukan dengan mengevaluasi ulang formasi guru, khususnya di perkotaan. Ditegaskannya, bagi sekolah yang selama ini kelebihan guru ASN atau guru kontrak, Pemkab bisa melakukan mutasi tugas di pedalaman, atau di wilayah yang mengalami kekurangan guru.
"Dengan terpaksa kita minta agar guru yang ada di perkotaan bisa ditempatkan di pedalaman, demi terciptanya pendidikan yang merata dari sisi kualitas dan kuantitasnya, "cetus Rimbun.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kotim ini melanjutkan, apabila pengaturan tenaga guru kontrak dan guru ASN ditata dengan baik, maka kekurangan guru dan tenaga kontrak di pedalaman bisa teratasi.
”Saya sepakat jika guru kontrak dan ASN ini harus ditata ulang secara menyeluruh, supaya kita tahu mana saja tenaga yang kelebihan, hingga bisa kita eliminir dan anggarannya dialihkan untuk sektor yang masih mengalami kekurangan, "imbuhnya.
Ditambahkan Rimbun, beban berat yang harus diemban guru itu tentunya berdampak langsung terhadap kualitas pendidikan. Kekurangan tenaga guru selama ini terjadi di wilayah pedalaman terutama untuk tingkat pendidikan sekolah dasar.
"Makanya kualitas pendidikan kita ini tidak merata, dan sejauh ini stigma warga memilih sekolah di kota akan lebih baik dari pada di desa. Inilah penyebabnya, karena sekolah mereka di desa mengalami kekurangan guru, sehingga kualitas peserta didik jadi buruk,"pungkasnya.(ang/gus)