SAMPIT – Kebakaran yang terjadi di perkampungan Teluk Dalam, Kelurahan Mentawa Baru (MB) Hilir, Kecamatan MB Ketapang, beberapa hari lalu telah menghanguskan tujuh rumah warga dan bangunan SD Islam Daruttaslim Sampit. Pascakebakaran, belum ada kejelasan pembangunan kembali sekolah di bawah naungan yayasan itu.
Informasi dihimpun Radar Sampit, SD yang berada di Jalan Ketapi I itu dibangun sekitar 1967 silam. Kemudian melalui yayasan dibuatkan sertifikat dan terbit 11 Maret 1993 dengan luas tanah 355 meter persegi.
Awalnya sekolah berlatar keagamaan dan pendidikan umum itu dibangun kontruksi kayu, kemudian setelah mendapat perhatian pemerintah dibangun kontruksi beton dan bertingkat. Saat ini, jumlah murid yang aktif sebanyak 106 orang terdiri dari kelas 1-6 dengan jumlah tenaga pendidik 9 orang termasuk honorer.
Mantan Kepala SD Islam Daruttaslim Muhamad Yamin mengungkapkan, pascakebakaran antara warga dengan dinas pendidikan kabupaten sudah melakukan pengukuran luas tanah. Pengukuran tersebut sebagai bahan untuk pengajuan bantuan ke pemerintah pusat.
“Masyarakat meminta agar pembangunan sekolahan itu nantinya tetap di lokasi yang sama. Kalau direlokasi, maka tanah yang sudah dihibahkan itu akan diambil kembali oleh ahli waris,” ujar Yamin yang juga menjabat Kepala UPT Disdik Kecamatan MB Ketapang, Senin (29/1).
Yamin menjelaskan, di samping bangunan SD Islam Daruttaslim itu berdiri bangunan Musala Darussalam yang juga tanah hibah. “Mengenai sertifikat tanah hibah, sekolah gabung dengan Musala Darussalam,” kata Yamin, mantan Kepala SD Islam Daruttaslim mulai 2006-2012 ini.
Belum ada kejelasan kapan dibangun kembali SD Islam Daruttaslim Sampit, murid sebanyak 106 orang itu terpaksa meminjam sementara ruang kelas SDN 3 MB Hilir. Mereka masuk sekolah setelah semua murid SDN 3 MB Hilir pulang sekolah atau sekitar pukul 12.30 WIB.
Camat MB Ketapang Ahmad Sarwo Oboi mengatakan, pembangunan SD Islam Daruttaslim itu masih dirapatkan dengan ahli waris. Ahli waris juga menginginkan tanah hibah itu tetap untuk pembangunan sarana pendidikan. “Kalau direlokasi, tanah hibah itu diambil oleh ahli waris,” ujarnya.
Ditanya sekolah Islam itu kapan akan dibangun, mantan Kabag Humas Setda Kotim ini mengharapkan agar dibentuk kembali yayasan resmi untuk diajukan ke disdik kabupaten. Alasannya, disdik yang punya wewenang untuk mengajukan ke Pemkab Kotim.
Sementara itu, Kepala Disdik Kotim Bima Ekawardhana mengatakan, SD Islam Daruttaslim merupakan sekolah swasta sehingga pihaknya tidak bisa memutuskan sendiri apakah direlokasi atau tidak.
“Mengenai relokasi, karena itu sekolah swasta, maka kami tidak bisa putuskan sendiri harus berkoordinasi dengan pihak yayasan sekolahan tersebut. Mengenai kapan dibangun kembali belum dirapatkan,” kata Bima.
Terkait adanya perwakilan disdik kabupaten telah melakukan pengukuran luasan tanah SD Islam Daruttaslim, mantan Kepala Disnakertrans Kotim ini membenarkan. “Kemarin kami sudah ukur luas lahan dan bangunan sekolahan. Tujuannya untuk membuat proposal bantuan ke pusat,” pungkasnya. (fin/yit)