PANGKALAN BUN- Kedatangan tim Polda Kalteng ke Kotawaringin Barat, Jumat (23/2) kemarin, menegaskan bahwa kepolisian bakal serius mengusut kasus terbakarnya lahan dalam skala besar, beberapa waktu lalu. Dipimpin oleh Wakapolda Kalteng Kombes Pol Dedi Prasetyo, bersama Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Pol Sumarto, mereka juga memeriksa kesiapan tim gabungan dalam menghadapi kebakaran lahan, khususnya di wilayah Kotawaringin Barat.
Di sela melakukan pengecekan peralatan pemadam kebakaran lahan, Dedi Prasetyo mengungkapkan, berkaitan dengan terbakarnya lahan di Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, pihaknya telah memeriksa beberapa pemilik lahan. Pemeriksaan dilakukan Direskrimsus Polda Kalteng.
”Kita petakan lagi lahan-lahan, kita juga minta pertanggungjawaban pemilik lahan apabila terjadi tindak pidana pembakaran lahan. Hal ituakan kita proses,” tegasnya.
Saat berada di Kobar kemarin, pihaknya juga melaksanakan patroli dengan Satgas Karhutla yang telah dibentuk, serta memasang spanduk sosialisasi larangan membakar hutan dan lahan di lokasi yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Patroli itu juga didampingi Kapolres Kobar AKBP Arie Sandy Zulkarnain Sirait, Dandim 1014/PBN Letkol Inf Wisnu Kurniawan serta Danlanud Iskandar Pangkalan Bun, Letkol Pnb Ade Fitra.
Patroli bersama itu juga mendatangi lokasi karhutla di kilometer 12, Kelurahan Mendawai Seberang, sekaligus berkoordinasi dengan tim Manggala Agni dan BPBD Kobar.
Wakapolda juga mengatakan, langkah yang dilakukan pihaknya dalam menghadapi karhutla adalah tetap bersinergi dengan TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar serta Manggala Agni, dengan terus mengantisipasi sejak awal.
Dedi juga mengatakan, persiapan personel, serta persiapan peralatan jauh hari harus dipersiapkan, karena pada tahun 2018 ini diprediksi akan memasuki kemarau yang cukup panjang. ”Kita mengantisipasi jangan sampai terjadi seperti tahun 2015 kemarin, langkah-langkah kita rapatkan dulu, yang efektif kita realisasikan,” terangnya.
Menurutnya, alat yang paling efektif untuk menanggulangi karhutla adalah menggunakan pemukul karet, namun hanya pada kebakaran lahan yang kecil. Sedangkan untuk karhutla yang besar dan sulit dijangkau, hanya bisa menggunakan water bombing.
”Kita akan mencoba koordinasi dengan pemerintah daerah dan pengusaha perkebunan sawit untuk membangun embung-embung dan penampungan air,” tandas Dedi Prasetyo.(jok/gus)