PANGKALAN BUN - Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mencatat bahwa sejak bulan Januari dan Februari tahun 2018, seluas 156 haktare lahan terbakar, di 7 lokasi berbeda.
Kabid Penanggulangan dan Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Kobar Reneli menyampaikan, kejadian pertama pada hari Selasa (30/1) di jalan Raya Pasir Panjang - Kumpai Batu Atas (belakang PA Pangkalan Bun), Kecamatan Arut Selatan (Arsel) seluas lahan 0,5 hektare terbakar. Kemudian pada hari Rabu (14/2), kebakaran lahan di jalan Ir. H. Wismar Desa Sei Tatas, Kecamatan Arsel seluas 1,5 hektare lahan terbakar.
Kebakaran lahan kembali muncul pada hari Kamis (15/2) di Desa Pasir Panjang RT.19, Desa Natai Butar, Kecamatan Arsel seluas 1,5 hektare lahan terbakar. Pada hari Jumat (16/2) terjadi kebakaran lahan di tiga lokasi, yakni di Desa Natai Baru, 2 hektare lahan terbakar, Kelurahan Mendawai Seberang 2 hektare lahan, Kecamatan Arsel dan di Kumai 0,5 hektare lahan terbakar.
”Paling parah Sabtu (17/2), di kilometer 12 jalan Pangkalan Bun – Kolam, ada seluas 150 hektare lahan terbakar. Kami cukup kaget juga, karena belum masuk musim kemarau, dan hanya seminggu kering tidak ada hujan sudah banyak kebakaran lahan,”ungkap Reneli, Senin (26/2) kepada Radar Pangkalan Bun.
Kemudian, berdasarkan laporan penanganan kebencanaan Tim Reaksi Cepat (TRC) Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kobar mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai pada tahun 2015 ada 166 kali kejadian karhutla, baik perkarangan, lahan dan hutan dengan luasan 1.761 hektare yang terbakar.
Selanjutnya, trend karhutla mulai menurun drastis pada tahun 2016 hanya 203 hektare lahan terbakar dan pada tahun 2017 mulai menurun menjadi 154 hektare terbakar dengan 18 kejadian. Trend karhutla tersebut terjadi hanya pada bulan Juni hingga Oktober.
”Ini baru awal tahun kita sudah ada kebakaran lahan, kita sudah masuk status siaga karhutla, belum lagi nanti musim kemarau tahun ini prediksi akan lebih panjang dari tahun sebelumnya,”cetus Reneli.
Disampaikannya pula, untuk peralatan BPBD Kobar dalam kesiapan menghadapi bencana karhutla pada musim kemarau yang panjang nantinya, sudah dipastikan siap. Ditambah lagi nantinya adanya bantuan helikopter water bombing yang hanya menunggu persetujuan dari gubernur.
”Kepala BPBD Kobar dan Wabup Kobar juga saat ini sedang ke BNPT pusat untuk melaporkan sarpras yang ada, guna meminta bantuan dan kendala yang dihadapi,” tandas Reneli. (jok/gus)