SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

KOTAWARINGIN

Jumat, 09 Maret 2018 11:08
Menghentikan Aktivitas PETI, Dilema Tingkat Tinggi
DIWAWANCARAI: Anggota DPRD Kabupaten Gumas Tatau A Pisy diwawancarai wartawan, di Gedung DPRD setempat, Kamis (8/3) siang.(ARHAM SAID/RADAR SAMPIT)

KUALA KURUN – Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) hampir terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Gunung Mas (Gumas). PETI berdampak terhadap merusak lingkungan, lahan pertanian, hingga saluran irigasi.

”Terkait maraknya aktivitas PETI ini memang sangat dilematis. Di satu sisi, mengakibatkan kerusakan lingkungan, namun di sisi lain merupakan hajat hidup orang banyak, dan menjadi mata pencaharian masyarakat kita,” ucap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gumas Tatau Arnold Pisy, Kamis (8/3).  

Menurut dia, aktivitas PETI sudah menjadi masalah yang sangat krusial bagi DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gumas. Bahkan, 80 persen masyarakat di daerah ini menggantungkan hidup mereka dari bekerja PETI tersebut.

”Ini sudah menjadi permasalahan yang sangat kompleks, karena berkaitan dengan hajat hidup orang banyak,” tutur dia.

Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini menuturkan, kerusakan lingkungan akibat PETI sudah sangat luar biasa. Pemerintah daerah setempat pun tidak menutup mata melihat kondisi seperti itu, namun karena kewenangan pertambangan telah diambil oleh provinsi, sehingga kabupaten tidak berhak lagi.

”Sekarang ini, dari nomenklatur yang ada bahwa pertambangan sudah diambil alih, dan tidak lagi kabupaten yang mengurusnya, karena sudah menjadi kewenangan pihak provinsi,” ujarnya.

Untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak menggunakan alat berat dalam menambang emas. Gunakanlah cara-cara tradisional seperti mendulang.

”Meski mendulang ramah lingkungan, tetapi hasil yang didapatkan tidak maksimal, jika dibandingkan menggunakan alat berat,” katanya.

Apabila ingin melarang masyarakat untuk menghentikan aktivitas PETI, maka harus ada solusi dari pemerintah.

”Harus ada alternatif lain, apa yang bisa dilakukan, dikerjakan oleh masyarakat kita, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya. (arm/yit)

 


BACA JUGA

Senin, 18 November 2024 12:32

Masyarakat Kompak Wujudkan Pilkada Damai

SAMPIT – Suasana penuh semangat dan keceriaan menyelimuti Taman Kota…

Senin, 11 November 2024 16:17

TBBR Siap Wujudkan Pilkada Damai 2024

KUALA PEMBUANG - Organisasi masyarakat adat yang tergabung dalam Tariu…

Jumat, 08 November 2024 10:40

Pemkab Lamandau Gelar Kejuaraan Voli Antarpelajar

NANGA BULIK – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lamandau menggelar…

Jumat, 08 November 2024 10:39

Sukamara Kembangkan Olahan Udang Vaname dan Bandeng

SUKAMARA - Dengan adanya lomba kreasi masakan khas Sukamara  berbahan…

Jumat, 01 November 2024 15:17

Apdesi Kotim Siap Bersinergi

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menaruh harapan besar…

Rabu, 30 Oktober 2024 13:14

Dermaga Terapung Tempat Rekreasi dan Bongkar Muat

SUKAMARA - Keberadaan dermaga terapung atau kubus apung yang disediakan…

Jumat, 25 Oktober 2024 10:51

Dermaga Apung Dipasang di Kawasan Pelabuhan Pasar Inpres

SUKAMARA - Kawasan pelabuhan Pasar Inpres Sukamara mulai dilakukan penataan…

Rabu, 16 Oktober 2024 12:21

Pemdes Sekabupaten Sukamara Gelar Rakor

SUKAMARA - Kegiatan Rapat Koordinasi Evaluasi Pemerintahan Desa (Rakor Pemdes)…

Selasa, 15 Oktober 2024 13:05

Warga Diminta Patuhi Pelaksanaan Operasi Zebra

SUKAMARA – Kepolisian Resor (Polres) Sukamara melaksanakan apel gelar pasukan…

Jumat, 11 Oktober 2024 10:29

Debat Publik Paslon akan Digelar Dua Kali

SUKAMARA- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukamara akan melaksanakan debat…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers