KOTAWARINGIN LAMA –Sebuah pohon yang diduga jenis Kedondong hutan dan berusia ratusan tahun dengan tinggi sekitar 40 meter serta berdiameter 3,7 meter, tumbang diterpa hujan deras dan angin kencang, yang melanda Kecamatan Kotawaringin Lama, Senin siang (2/4) kemarin. Posisi pohon ini tepat berada di halaman makam Kiai Gede.
Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, tumbangnya pohon langka tersebut tepatnya sekitar jam 14.45 menit/WIB. Dan cabang-cabangnya menimpa bangunan TK Kiai Gede serta pagar makam Kiai Gede, hingga penutup gang Cempaka yang berada di samping utara makam tersebut.
Peristiwa tumbangnya pohon tertinggi di ibu kota Kecamatan Kolam ini pun menggemparkan warga setempat. Sesaat setelah dikabarkan tumbang, ratusan warga Kolam menyerbu halaman makam Kiai Gede untuk menyaksikan dan mengabadikan peristiwa langka ini baik, dengan kamera digital atau pun gadget.
Sementara itu, saat pohon ini tumbang, di salah satu banguan TK yang juga TPA Kiai Gede itu, sedang berlangsung proses belajar mengajar membaca Al quran. Ustajiunur (49), guru yang sedang mengajar saat kejadian, kepada Radar Pangkalan Bun menceritakan bahwa saat itu ada 12 anak yang sedang belajar mengaji.
”Jumbangnya (tumbang) kayu kedondong ini diawali suara “krak-krak”…dan tiba-tiba langsung roboh. Saya dan anak-anak ketakutan dan pasrah, tapi beruntung dahan atau ranting pohon tidak sampai ketempat kami, hanya menyerempet bangunan yang lain saja,” ungkapnya dengan nada suara masih gemetaran.
Sebelum kejadian tambahnya, anak-anak saat istirahat karena menjelang salat Ashar, namun karena hujan dan berangin kencang mereka disuruh masuk lagi sambil melanjutkan belajar membaca Al quran. Kemudian, bersamaan itu datang angin kencang dan hujan deras, serta tidak berapa lama terjadilah tumbangnya pohon tersebut.
Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa atau pun luka-luka, dan seluruh murid TPA Kiai Gede selamat termasuk sepeda motor Yamaha Vega R KH 5746 AT milik Ustijianur yang berada di samping bangunan, juga tidak mengalami kerusakan. Namun kendaraan itu sempat tertimbun ranting dan dedaunan pohon yang tumbang.
Saksi mata lainnya, itu Guprani alias Ujang, selaku ketua pengurus makam Kiai Gede yang saat kejadian berada di lokasi, langsung menyaksikan pohon raksasa itu tumbang. Diungkapkannya, angin kencang terjadi puluhan menit datang dari arah selatan dan menerpa pohon itu, hingga akhirnya kekokohan pohon itu tidak mampu bertahan.
Sementara itu, Camat Kolam, Yudhi Hudaya yang langsung ke lokasi kejadian menambahkan, dari pohon ini memang ada tanda-tanda kerapuhan karena pada bagian bawahnya sudah berlubang karena termakan usia.
“Keberadan pohon ini juga menjadi salah satu ikon Kotawaringin Lama dan pohon ini langka serta unik, sehingga keberadaannya tidak ditebang. Namun demikian, selama ini belum dapat dan tidak tahu cara untuk merawat atau membenahi pohon ini,” pungkasnya.
Setelah peristiwa ini, dirinya berharap kepada pengurus makam atau pun instansi terkait, agar dalam pembersihan paska tumbangnya pohon Kedondong ini, agar tunggulnya tidak langsung dibuang habis. Hal itu agar bisa menjadi tanda kenang-kenangan.
”Biarkan saja dia lampuk sendiri sehingga para pengunjung makam Kiai Gede masih dapat menyaksikan sisa dan cerita keberadaan pohon berusia ratusan tahun ini,” tandasnya.(gst/gus)