”Hanya saja, belum tahu kapan bisa dioperasi dan belum tentu dalam satu atau dua bulan ke depan,” ujarnya.
Lebih lanjut Theodorus mengatakan, pasien masih ditangani di ruang Flamboyan. Kondisi terkini, ada sedikit infekasi dan harus diberikan antibiotik, yang disebabkan berat badan rendah. Ketahanan tubuhnya tidak bagus, sehingga mudah terserang infeksi.
Menurutnya, penyakit yang diderita Lintang tergolong langka. Dalam sepuluh tahun terakhir, di Kalteng belum pernah ditemukan kasus tersebut.
”Kasus terjadi salah satunya karena gizi buruk. Kasus serupa bisa diselamatkan dan pernah terjadi. Kalau di Palangka Raya tidak ada perlengkapannya,” ujarnya.
Theodorus menambahkan, jalan satu-satunya agar sembuh adalah operasi dengan menutup tulang tengkorak. Namun, itu pun belum ada kepastikan. Tergantung ruang tengkorak. Apalagi pasien masih kecil, hingga tergolong sulit.
Ratna, ibu Lintang mengatakan, anaknya dilahirkan 6 Februari lalu. Bayi itu merupakan anak pertamanya. Sejak masa kehamilan, memang sudah diketahui adanya cacat bawaan tersebut berdasarkan hasil ultrasonografi (USG).