SAMPIT – Demam berdarah dengue (DBD) kembali menjangkiti warga Mentawa Baru Ketapang. Hingga pertengahan April, Puskesmas Ketapang I telah menerima laporan tujuh pasien positif DBD.
”Bulan ini dari data kami ada lima penderita. Tapi, tim saya di lapangan menyampaikan ada tambahan lagi dua orang. Jadi, mudah-mudahan cuma tujuh penderita saja bulan ini, jangan nambah lagi,” ungkap Kepala Puskesmas Ketapang I drg Heru Kuncoro.
Jumlah penderita tersebut merupakan pasien yang dinyatakan positif DBD oleh pihak rumah sakit. Bahkan, ada beberapa penderita yang sempat mengalami DSS (dengue shock syndrome). Sebabnya, trombosit pasien yang menurun drastis sekitar 40 platelet per liter. Kondisi ini sangat kritis.
“Untungnya, tidak ada korban meninggal akibat DBD ini,” ucapnya lega.
Dia menyampaikan, terdapat dua lokasi yang menjadi sasaran fogging oleh Dinas Kesehatan Kotim, yakni pemukiman di Jalan Kasuari dan asrama polisi di Jalan MT Haryono. Banyaknya kasus DBD saat musim hujan memang tak dapat dihindari jika masyarakat enggan menjaga kebersihan lingkungan. Air hujan yang tertampung pada barang-barang bekas di luar rumah merupakan salah satu tempat tumbuhnya jentik nyamuk. Meski begitu, jentik nyamuk juga bisa hidup di dalam rumah pada bak penampung air ataupun pada dispenser air minum.
Dirinya berharap masyarakat selalu waspada terhadap jentik nyamuk pada air bersih. Pemberian obat larva (abate) pada tempat penampungan air yang tidak bisa dikuras juga harus diperhatikan oleh masyarakat. Jangan ragu untuk datang ke puskesmas jika ada anggota keluarga yang demam lebih dari 2 hari. Agar, mendapat penanganan yang tepat oleh pihak kesehatan.
Terpisah, ketua RT asrama polri polres Kotim Effendi mengatakan, ada salah satu warganya yang memang pernah terjangkit DBD sekitar dua minggu yang lalu. Namun, penderita tersebut kini sudah membaik dan sehat kembali.
“Sebenarnya bukan dari tempat kami (asrama) nyamuknya. Dari penelitian pihak puskesmas ditemukan banyak jentik di lingkungan sekolah di depan sana,” kata Effendi memantau kegiatan fogging.
Fogging sendiri tak hanya berfokus pada satu tempat. Radius 100 meter dari lokasi ditemukannya jentik nyamuk akan menjadi ladang fogging oleh dinas kesehatan. Oleh sebab itu, kawasan asrama polri dan SDN 2 Mentawa Baru Hulu juga akan dilakukan fogging untuk memberantas nyamuk dewasa penyebab DBD.
Secara terpisah, warga Baamang juga meminta dinkes melakukan fogging di daerah Baamang. Sebab, ada tiga anak-anak yang terkena DBD di daerah Baamang Hilir, tepatnya di Kampung Pemuatan.
“Dua anak-anak sudah ada yang positif kena demam berdarah,” kata Yulia Hafiza, warga Baamang,
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Puskesmas Baamang I Rosalina mengatakan, masyarakat yang mengajukkan fogging di daerahnya karena ada pasien DBD harus melalui standar operasional prosedur.
“Jika pasien dinyatakan positif menderita DBD maka akan dilakukan PE oleh puskesmas dimana penderita itu berdomisili,” kata Rosalina.
Rumah sakit akan memastikan dari hasil tes darah dan sebagainya. Sebab, tidak semua pasien yang datang ke puskesmas benar-benar mengalami demam berdarah. Mungkin saja, gejala yang diderita memang seperti demam berdarah tetapi bisa jadi itu hanya infeksi sejenis. Jika memang positif terkena DBD, dinkes akan menginstruksikan puskesmas untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi untuk mencari sumber penularan.
“Kami tidak ujuk-ujuk setiap ada pengaduan demam berdarah langsung semprot, karena kami tahu fogging itu mengandung racun, jadi kami juga harus mempertimbangkan rasio risiko dan juga manfaatnya,” katanya. (rm-87/rm-88/yit)