SAMPIT – Anggapan lambatnya Palang Merah Indonesia (PMI) dalam memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat terhadap korban bencana ternyata salah. Sebab, PMI sebelum sampai ke lokasi bencana harus mempersiapkan berbagai prasarana.
”Kami perlu waktu sekitar enam jam hingga sampai ke lokasi bencana. Sebelum berangkat, kami perlu mempersiapkan peralatan kesehatan dan paling utama mengenai ketersediaan ambulans,” kata Kepala Markas PMI Kabupaten Kotim M Yusuf pada acara simulasi/gladi penanganan bencana kebakaran di SMAN 4 Sampit, Kamis (26/4).
Dia menuturkan, pihaknya bekerja bukan atau nama PMI, melainkan pemerintah kabupaten (pemkab). Komunikasi dan koordinasi selalu dilakukan ketika terjadi bencana disuatu daerah.
”Artinya, kami bekerja sesuai perintah. Kami saling koordinasi apabila terjadi bencana,” tegas Yusuf.
Pada saat di lokasi bencana, lanjutnya, tim PMI tidak hanya melakukan pelayanan kesehatan korban. Di sisi lain, tim juga membantu mengevakuasi korban bencana bahkan hewan ternak.
”PMI hadir mulai dari sebelum dan pascabencana. Kalau sebelum bencana tugas tim ikut mengevakuasi. Evakuasi tidak hanya manusia bahkan hewan ternak yang masih hidup,” ujar Yusuf.
Lebih jauh dia menjelaskan, tim kesehatan tidak hanya terdiri dari PMI Kotim. Selain itu, yang menjadi salah satu ujung tombak adalah tim relawan. ”PMI sulit menangani korban. Apalagi jumlah banyak. Jadi, kami perlu tim dalam hal ini tim relawan,” pungkasnya. (fin/ign)