SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Jumat, 04 Mei 2018 14:55
USBN di MI Islahul Iman Diikuti Satu Peserta

PANGKALAN BANTENG-Pagi itu, Senin (3/5) sinar mentari belum begitu terang. Dan Muhamat Edi Maarif bersiap ke sekolah. Sekitar pukul 06.30 WIB ia mulai berangkat, menyusuri jalan di perkampungan SP1 Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng.

Siswa kelas VI (enam)Madrasah Ibtidaiyah Islahul Iman ini menuju SD Negeri 1 Amin Jaya di kawasan RT 06 desa tersebut.  Sekolah dengan jarak sekitar satu kilometer dari tempat tinggalnya itu, lebih jauh dari Mandrasah Ibtidaiyah (MI) tempat dia belajar sehari-hari.

Hari itu ia akan mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Dengan membawa papan alas (clip board) dan peralatan tulis seadanya.  Edi tampak antusias menyambut pelaksanaan ujian di hari pertama itu.

Sampai di lokasi, ia langsung mencari ruang untuk tempatnya mengerjakan ujian. Setelah mengetahui ruang ujian, ia lantas berbaur dan bermain dengan siswa lain yang berasal dari beberapa sekolah yang juga akan melaksanakan ujian.

Untuk diketahui SD Negeri 1 Amin Jaya juga menjadi lokasi USBN, bagi beberapa sekolah yakni SD N 2 Amin Jaya, SD Swasta Indotruba Tengah, dan MI Islahul Iman tempat Edi menimba ilmu.

Tepat pukul 07.30 WIB bel tanda masuk dibunyikan. Seluruh peserta memasuki ruangan masing-masing. Edi mendapat ruang ujian di gedung sisi barat,  di ruangan paling ujung yang bersebelahan dengan musala.

Dalam ruangan tampak hening, hanya terlihat dua orang guru pengawas. Dalam ruangan itu terdapat 20 set bangku dan meja. Semua tertata dengan rapi, dinding ruangan dicat kuning dengan variasi lukisan alam di bagian sisi belakang, menghilangkan kesan tegang saat pelaksanaan ujian akhir bagi pelajar SD/MI sederajat itu.

Edi duduk paling depan, tepat di depan meja pengawas. Ia sendirian, tak ada teman. Memang tahun ini peserta USBN dari MI Islahul Iman hanya ada satu siswa. Hanya Muhamat Edi Maarif. Ia hadir mengenakan setelah baju seragam lengan panjang bemotif  kotak-kotak berwarna hijau muda dengan celana panjang kuning dipadu dengan kopyah hitam.

”Tahun ini peserta USBN dari sekolah kami hanya satu,”ungkap Sumawan, Kepala MI Islahul Iman saat dibincangi Radar Pangkalan Bun.

Menurutnya, Edi merupakan siswa pindahan dari salah satu sekolah swasta di Kotawaringin Timur sekitar tahun 2016 lalu. Ia masuk saat kelas 5. Meski saat itu MI tidak memiliki siswa lain di jenjang tersebut, namun Edi tetap diterima.

Saat ini sekolah yang telah berdiri lebih dari 8 tahun lalu itu memiliki 39 anak didik dengan persebaran yang didominasi kelas 1 dengan 18 anak. “Penerimaan siswa tahun ajar 2017 lalu jumlah siswa yang masuk cukup banyak, Sekitar 18 siswa,”terang Sumawan.

Ia menilai, persaingan sekolah swasta di Kecamatan Pangkalan Banteng sangatlah ketat. Terutama sekolah yang berbasis keagamaan seperti Madrasash Ibtidaiyah. Kendala sumberdaya dan sumber dana menjadi masalah utama sekolah swasta untuk menarik siswa, untuk masuk di sekolah mereka.

”Kita tetap bersyukur. Dalam dua tahun terakhir ini kepercayaan masyarakat dengan Islahul Iman mulai naik. Dan ini berkat kerja keras yayasan, dan para guru yang tanpa lelah memberikan yang terbaik meski gaji yang diterima belum bisa dikatakan cukup,”beber Sumawan.

Dengan persiangan ketat saat ini,  Sumawan optimis sekolahnya mampu bertahan. Dengan perombakan manajemen dan peningkatan metode pembelajaran ia yakin sekolah-sekolah berbasis agama di Pangkalan Banteng bisa tumbuh dan berkembang.

Dengan keterbatasan guru dan murid itu menurutnya bukan menjadi masalah. Proses pembelajaran tetap berjalan biasa. Saat ini pihak sekolah juga terus berusaha agar tetap mendapatkan murid.

’’Tahun depan peserta USBN bertambah, murid kelas V tahun ini jumlahnya ada dua orang,” tukasnya.

Sementara itu, pukul 10.00 WIB, bel tanda berakhirnya ujian berbunyi. Para peserta ujian berhamburan keluar. Termasuk Edi. Dengan raut wajah sumringah ia bercerita bahwa USBN hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia itu,  biasa saja. Menurutnya tidak ada soal yang sulit. Semua ia kerjakanlebih cepat dari jatah waktu dua jam yang diberikan.

“Biasa saja mas, tidak ada yang sulit,”cetusnya.

Meski seorang diri di dalam kelas, ia mengaku justru mampu berkonsentrasi dengan baik. Selain kelas lebih tenang, ia merasa yakin bahwa dialah yang terbaik.“Yakin saja mas, saya selalu juara kelas. Juara satu terus sejak kelas lima. Kan siswanya hanya satu,”ucap Edi berkelakar.

Menurutnya menjadi murid tunggal di kelas VI bukannya tanpa kendala. Terkadang ia sedikit kesulitan mencari teman untuk belajar bersama. Solusinya ia kadang belajar dengan siswa dari sekolah lain setelah pulang sekolah.

“Di sekolah belajarnya biasa saja. Pelajarannya ya seperti biasanya. Malah lebih senang karena seperti les privat,”kenang Edi.

Terpisah, Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kobar, Kartono mengatakan  jumlah peserta USBN SD/MI di Kobar mencapai 5.032 murid. Mereka tersebar di 201 SD/MI. Dan untuk jenjang pendidikan tersebut tidak ada pelaksanaan ujian yang berbasis komputer.

Pelaksanaan USBN ini, lanjutnya, tidak boleh menjadi beban bagi siswa dan orang tua. USBN hanya dijadikan sebagai tolok ukur kualitas pendidikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

”Memang tidak berpengaruh pada kelulusan, namun akan mempengaruhi ketika melanjutkan pendidikan selanjutnya. Dengan nilai tinggi maka bisa dengan mudah masuk di sekolah yang diinginkan,” pungkas Kartono. (sla/gus)


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:10

57 Jamaah Calon Haji Diberangkatkan

<p>PANGKALAN BUN- Sebanyak 57 orang Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Kotawaringin Barat…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers