KASONGAN – Layanan listrik di Kecamatan Katingan Kuala terancam padam total seiring kapal penyuplai bahan bakar minyak untuk Unit Layanan Diesel (ULD) Katingan Kuala ditahan Ditpolairud Polda Kalteng di wilayah Desa Pelangsian, Kabupaten Ketapang, Kotim.
Camat Katingan Kuala H Surianto mengatakan, stok minyak solar hanya cukup untuk sepuluh hari. Apabila dalam rentang waktu itu suplai tidak kunjung datang, dipastikan bakal terjadi pemadaman listrik total.
”Saat ini listrik masih aman, masih hidup selama 15 jam atau dari pukul 16.00 WIB hingga 07.00 WIB. Saya sudah mendatangi PLN sub ranting Pagatan. Informasinya, BBM yang tersisa saat ini masih sanggup menghidupkan PLTD Katingan Kuala untuk 10 sampai 12 hari ke depan," ungkapnya, Jumat (11/5).
Dia berharap masyarakat agar tidak perlu khawatir terjadinya pemadaman listrik dalam waktu lama. Kapal berjenis Landing Craft - Tank (LCT) tersebut ditahan polisi lantaran terdapat beberapa perizinan kapal yang harus dilengkapi. Angkutan puluhan ton minyak tersebut statusnya legal karena telah dilengkapi dokumen resmi PT Pertamina selaku penyuplai.
”Semoga dalam waktu dekat ini pihak perusahaan segera menyelesaikan persoalan tersebut, sehingga suplai minyak ke PLN segera sampai. Yang jadi masalah, nakhoda kapalnya malah melarikan diri. Semestinya tidak perlu takut, karena kesalahannya cuma dari segi administrasi saja, bukan tindak pidana," tuturnya.
Darniansyah (52), warga Desa Mendawai mengatakan, ULD Katingan Kuala melayani listrik masyarakat di dua kelurahan dan dua desa, yaitu Kelurahan Pagatan Hulu, Pagatan Hilir, Desa Kampung Keramat, dan Kampung Tengah.
”Kapal LCT itu bernama Taheta Belum itu merupakan milik perusahaan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur dan telah bermitra dengan PT PLN. Sekali angkut, kapal tersebut biasanya membawa sekitar 70 ton minyak solar tiap setengah bulan sekali ke ULD Katingan Kuala," katanya.
Dia berharap pemilik kapal segera mencarikan alternatif solusi terkait kejadian tersebut. Pasalnya, masyarakat menjadi pihak yang paling dirugikan apabila sampai stok minyak yang masih tersisa sempat kehabisan.
”Kalau tahu kapalnya sedang bermasalah, seharusnya segera mengirim kapal lain untuk mengangkut BBM tersebut. Karena yang menjadi masalah adalah administrasi kapalnya saja, bukan BBM-nya. Semoga saja segera diselesaikan, sehingga kebutuhan listrik masyarakat tidak terganggu," tegasnya.
Menurutnya, potensi krisis listrik tersebut cuma terjadi di wilayah Katingan Kuala, sedangkan stok minyak di ULD Mendawai masih aman untuk beberapa minggu. Meskipun perusahaan penyuplai BBM di PLTD Mendawai dan Katingan Kuala berasal dari perusahaan yang sama.
”ULD Mendawai ini melayani lima desa di Kecamatan Mendawai dan tujuh desa di Kecamatan Katingan Kuala. Kalau suplai BBM tidak datang dalam satu atau dua hari ini, maka dipastikan akan terjadi pemadaman listrik secara total," pungkasnya. (agg/ign)