PANGKALAN BANTENG-Tak tahan dengan kerusakan jalan di kawasan Simpang Dinamika hingga Simpang Hantu, Desa Marga Mulya Kecamatan Pangkalan Banteng, warga memasang spanduk sindiran. Spanduk itu bertuliskan ‘ Selamat Datang di Wisata Jeglongan Sewu atau dalam bahasa Indonesia artinya, Lubang Seribu.
Spanduk sindiran atas kerusakan jalan yang sudah bertahun-tahun minim perbaikan itu, terpasang di sisi kanan jalan poros yang menghubungkan tujuh desa eks transmigrasi di kawasan tersebut. Kata-kata itu diduga ditulis warga sekitar yang kecewa dengan lambatnya perbaikan jalan, yang tepat persis di belakang simpang segitiga, dekat jalan trans Kalimantan Pangkalan Bun-Sampit.
”Tadi pagi sudah ada disitu mas, entah siapa yang masang. Tapi tidak lama sudah menghilang. Untung saja sempat kita foto sebagai bukti,”ungkap Julian, salah seorang pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut.
Menurut pria ini, kerusakan jalan sepanjang kurang lebih satu kilometer itu sudah cukup memprihatinkan. Sudah ada ratusan lubang kecil, sedang, hingga besar, sehingga wajar kalau sampai warga memasang spanduk tersebut, sebagai ekspresi kekecewaan.
”Setiap hari lewat sini, lubang jalannya memang banyak yang sedang, tapi banyak. Ditambah lagi jalan bergelombang. Mas coba sendiri masuk ke arah Simpang Hantu, pasti akan merasakan wisata seribu lubang itu,”papar Julian berkelakar.
Ternyata benar, saat koran ini mencoba masuk menuju arah yang disarankannya, ada sangat banyak lubang di sepanjang jalan tersebut. Namun bagi kendaraan besar, kondisi tersebut tak begitu terasa. Melainkan akan menjadi sangat sengsara bila pengguna jalan menggunakan mobil kecil atau sepeda motor. Jalan memang masih bisa dilalui, namun akibat banyaknya lubang maka pengguna jalan harus pandai memilih jalur. Mereka harus zigzag atau bahkan melintas di lajur sebelah dan berlawanan arah.
”Ada pernah dilakukan perbaikan, tapi hanya ditambal-tambal saja. Dan tidak lama rusak lagi,”sebut Sugito, pengguna jalan lainnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kobar Sri Lestari mengungkapkan, pengajuan perbaikan jalan tersebut sudah berlangsung sejak dua tahun silam. Namun saat itu sempat tertunda karena ternyata jalan tersebut menjadi bagian dari perjanjian antara pemerintah desa dan perusahaan, yang unit kerjanya melintas di kawasan tersebut. ”Dulu sudah diusulkan, namun tidak jadi karena ada perjanjian yang menyebutkan bahwa perawatan jalan tersbeut masuk sebagai tanggung jawab perusahaan,”ungkapnya.
Kemudian lanjut Sri, melihat kondisi di lapangan, DPRD kemudian sepakat bahwa perbaikan akan dilakukan menggunakan APBD.
”Dari data yang kita terima di tahun anggaran 2018 ini, ada perbaikan jalan tersebut. Namun proyek perbaikannya digabung. Pembangunannya mulai dari Simpang Dinamika-Marga Mulya hingga ke desa-desa di atasnya,”papar Sri Lestari.
Disebutkannya pula, anggaran yang disiapkan untuk perbaikan jalan tersebut mencapai Rp 7 miliar lebih. Namun yang menjadi pertanyaannya, mengapa sampai sekarang belum terealisasi.
”Yang sudah dikerjakan itu justru yang di bagian dalam. Salah satunya di Desa Marga Mulya. Namun kenapa yang di Simpang Dinamika ini belum terlaksana. Kita akan koordinasikan dengan Dinas PUPR. Kendalanya apa, sehingga belum bisa dilakukan perbaikan,”pungkasnya. (sla/gus)