PANGKALAN BANTENG – Meski punya aneka jimat, Sugito tetap saja bisa diringkus aparat. Perampok pedagang sayur ini menggunakan berbagai jimat yang melekat di tubuhnya (dipakai). Ada juga jimat yang disimpan dalam dompet.
Benda-benda yang diyakini Sugito alias Jemblem memiliki kekuatan magis itu di antaranya batu berwarna coklat dan tembaga berbentuk kepompong yang memiliki ekor lancip dan bisa didorong keluar masuk atau lazim dikenal dengan jimat besi kuning. Selain itu terdapat sabuk dari kain yang dirajah.
“Meski memiliki aneka jenis jimat, toh tetap saja berhasil kita tangkap dan dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bahkan ketika mencoba melawan petugas dan mencoba kabur, kita bisa tembak kaki kirinya,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Pangkalan Banteng Aiptu Dedi Sandri, Selasa (29/5).
Dedi menjelaskan, sebagian pelaku kejahatan memang percaya dengan keampuhan jimat. Padahal itu merupakan tahayul, sekaligus sebagai perbuatan sirik.
Ia mengatakan, bukan jimat yang lebih membahayakan. Namun senpi rakitan dengan delapan peluru tajam yang dibawa tersangka yang membuat aparat lebih waspada dan cenderung hati-hati saat akan menggerebekanya di kawasan dukuh Kalitekuk, Karanganyar Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (25/5) lalu.
“Kalau jimatnya tidak terlalu kita hiraukan. Lebih membahayakan senpi rakitannya itu,” katanya.
Sugito yang kini telah mendekam di rutan Mapolsek Pangkalan Banteng mengaku bahwa aneka jimat itu merupakan pemberian dari orang tuanya. Selama ini jimat-jimat tersebut selalu dibawa. Namun dia membantah bahwa jimat tersebut digunakan untuk membantunya dalam melakukan aksi kejahatan.
“Itu hanya untuk jaga diri saja, pemberian orang tua,” katanya.
Untuk jimat yang berupa batu dan logam berwarna kuning berbentuk kepompong itu, dia simpan di dalam dompet. Sedangkan untuk kain panjang yang berbentuk ikat pinggang dia simpan dalam tas kecil miliknya.
“Yang ikat pinggang itu saya simpan di tas. Itu hanya untuk menambah kepercayaan diri saja,” katanya. (sla/yit)