SAMPIT— Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Supian Hadi menegaskan kembali keinginannya, agar terminal penumpang di Pelabuhan Sampit dipindahkan ke kawasan Pelabuhan Bagendang yang masuk wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Menurutnya kawasan perairan di sekitar Pelabuhan Sampit tak boleh lagi ada aktivitas, mau pun turun-naik penumpang termasuk bongkar-muat barang.
”Kalau memang pihak Pelindo III serius mau membangun, tinggal ubah di mana letaknya terminal penumpang. Kami tidak ingin pemerintah disalahkan. Karena jalan di kota tidak layak dilewati angkutan berat,” ujar Supian, Kamis (21/6).
Terkait keinginan Pemkab Kotim tersebut, dirinya mengakui ada pihak yang keberatan dengan dipindahkannya terminal penumpang. Namun kembali ditegaskan Supian, hal itu demi kenyamanan bersama.
”Ada pimpinan mereka menghadap dan mengusulkan bagaimana kapal roro (roll off roll on) saja yang pindah ke Pelabuhan Bagendang, kapal penumpang lain tidak. Nah, kapal roro bawa penumpang atau tidak? Kalau bawa penumpang, masa roro di Bagendang, sedangkan kapal penumpang yang lain di pelabuhan Sampit,” papar Supian Hadi.
Dijelaskannya, keinginan tersebut juga merupakan motivasi kepada pihak Pelindo III agar segera merealisasikan pembangunan terminal penumpang di Pelabuhan Bagendang. Bila tidak, pelabuhan di Desa Pelangsian akan difungsikan, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang akan membangun terminal penumpang di pelabuhan tersebut.
”Nanti kalau Pelindo lambat, terminal penumpang bisa di Pelangsian,” cetus Supian.
Lebih lanjut Sekretaris Daerah Kotim, Halikinnor menjelaskan bahwa Pemkab Kotim sudah menyurati pihak Pelindo III. Dan menurutnya, pihak Pelindo beralasan infrastruktur di sekitar pelabuhan Bagendang belum memadai.
Kemudian lanjutnya, tidak disetujuinya pengembangan terminal penumpang oleh Pelindo III di kota Sampit, dikarenakan Pemkab Kotim ingin kawasan perairan sekitar pelabuhan Sampit menjadi salah satu kawasan destinasi wisata.
”Jadi kawasan itu nanti akan jadi kawasan destinasi wisata. Dari Desa Pelangsian sampai Sagonta Kota itu tidak boleh ada pembangunan. Boleh membangun, tapi yang menunjang wisata, seperti hotel,” tegas Halikin.
Hal ini menurut Halikin harus segera diwujudkan meski membutuhkan dana besar dan waktu lama. Selain bertujuan mengembangkan potensi wisata Sampit, hal ini juga dinilai akan mampu memudahkan pemeliharaan infrastruktur. Seperti tidak mudah rusaknya jalan di dalam Kota Sampit akibat adanya lalu lintas kendaraan berat yang melalui jalan kota, lewat dermaga bongkar muat.
Sebelumnya, General Manager Pelindo III Sampit, Jasri mengaku kapasitas terminal penumpang belum memadai. Pihaknya sudah berencana meningkatkan fasilitas, namun terkendala dengan rencana Pemkab Kotim yang ingin merelokasi terminal penumpang ke pelabuhan Bagendang.
”Kapasitas terminal hanya 800 penumpang sedangkan kapasitas kapal bisa mencapai sekitar 1.500 penumpang,” ungkapnya.
Tahun 2018 ini, Pelindo III berencana akan membangun terminal penumpang yang baru. Kapasitas yang ada kini tak cukup menampung jumlah penumpang saat musim mudik seperti sekarang. Namun karena adanya rencana Pemkab Kotim merelokasi terminal, maka pembangunan terminal baru pun diurungkan.
Perkembangan saat ini, pihak Pelindo III masih mencoba bernegosiasiasi dengan Pemkab Kotim agar membatalkan rencana relokasi tersebut. Sebab letak terminal yang ada saat ini, sudah dianggap sesuai dan sangat strategis.
”Harapan kami sih tetap di Sampit. Kalau dipindahkan ke Bagendang penumpang akan lebih jauh. Sarana transportasi belum ada. Makanya kami coba negosiasi dulu,” tandas Jasri.(oes/gus)