SAMPIT – Tewasnya Stefanus Balim (39) yang ditemukan warga di sungai wilayah perkebunan PT Agro Wana Lestari (AWL), Desa Tumbang Penyahuan, masih dalam proses penyelidikan Polres Kotim. Aparat belum bisa memastikan yang Stefanus benar-benar tewas karena bunuh diri dengan menggorok lehernya sendiri.
”Kasat Reskrim bersama anggotanya masih dalam penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP). Kami juga masih mengumpulkan keterangan saksi hingga bukti-bukti lainnya,” kata Kapolres Kotim AKBP Mohammad Rommel, Jumat (22/6).
Sebelumnya Stefanus dikabarkan melukai istrinya dengan cara membacok leher kanan. Petugas pengamanan yang berusaha melerai juga terluka. Stefanus kemudian kabur sambil membawa senjata tajam.
”Kami belum bisa pastikan apakah korban telah bunuh diri atau ada unsur pidana lainnya. Namun, kami saat ini masih berupaya melakukan pengembangan terkait kasus tersebut,” jelasnya.
Rommel menambahkan, Stefanus tengah diautopsi Dokter Forensik dari Palangka Raya untuk mengungkap penyebab kematiannya. ”Kami juga berharap kepada masyarakat, apabila ada yang mau bekerja sama memberikan informasi terkait kasus kematian korban, segera melaporkan ke kepolisian setempat,” katanya.
Sementara itu, Markus (32), rekan kerja Stefanus mengatakan, saat itu kejadian Stefanus seperti kesurupan, sehingga warga berusaha menyadarkannya. Setelah korban tenang, pagi harinya melukai sang istri.
”Saat kesurupan, ada sembilan orang yang saat itu sedang berusaha menenangkannya. Namun dari sembilan orang itu terlempar semua saat korban mengamuk. Kekuatannya juga tidak masuk akal,” katanya.
Menurutnya, Stefanus merupakan perantauan yang baru saja tiba di Kotim bersama istri beserta satu anaknya. ”Untung saja istrinya tidak tewas. Diduga korban tewas akibat ulahnya sendiri, bunuh diri dengan melukai lehernya,” ujar Markus. (sir/ign)