PANGKALAN BUN-Ratusan penghuni Lembaga Pemasayarakatan (Lapas) Kelas IIB Pangkalan Bun, jalani tes HIV/AIDS, Kamis (28/6) kemarin. Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah penularan penyakit mematikan di lingkungan Lapas tersebut.
Sebanyak 568 orang diambil sampel darah oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Madurejo dan Dinkes Kobar, didampingi juga dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kobar.
Kepala Lapas Kelas II B Pangkalan Bun, Kusnan mengatakan pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi sejak dini penyebaran HIV/AIDS di lingkungan Lapas.
“Pemeriksaan dilakukan secara bertahap dan ini sebagai langkah pencegahan agar penyakit tersebut tidak menyebar di antara penghuni Lapas,”ujarnya.
Menurutnya, meski berada dalam Lapas, para narapidana tetap berhak mendapat pelayanan kesehatan sebagaimana biasanya. Selain itu napi tetap mendapat layanan kesehatan dan juga langkah-langkah pencegahan penyakit. Dan untuk hasil tes dari smapel darah yang diambil baru akan keluar beberapa hari mendatang.
Sekretaris KPA Kobar Erfin Hidayat mengatakan, pengambilan sampel dilakukan secara bertahap. Hari pertama pemeriksaan sebenarnya sudah dimulai pada Rabu (27) kemarin, itu dilakukan untuk para napi kasus narkoba. Selanjutnya di hari kedua pada Kamis(28/6) dilanjutkan pengambilan sampel lanjutan.
“Untuk kasus narkoba ada 227 orang dan sisanya hari ini (kemarin) ada 341 orang. Total sampel yang kita ambil berasal dari 568 orang,”katanya.
Menurut Erfin, pemeriksaan untuk napi kasus narkoba menjadi prioritas. Pasalnya para napi-napi tersebut cenderung lebih rawan tertular HIV/AIDS. Hal itu bisa karena penggunaan peralatan narkoba yang biasanya bersama-sama, sehingga rawan tertular penyakit.
Dan di Lapas ini bukan hanya pemakai saja, namun ada pengedar. Tapi kebiasaan yang terjadi pengedar juga merupakan pemakai,”cetusnya.
Ditambahkan Erfin, pemeriksaan tersebut memang rutin dilakukan dan menjadi keharusan. Karena dalam setiap tahun sangat mungkin terjadi keluar masuk napi baru yang tidak diketahui secara jelas kondisi kesehatannya.
Meski tidak bersedia menyebutkan hasil tes HIV/AIDS tersebut, Erfin menegaskan pemeriksaan tersebut juga akan mempermudah pihak Lapas, KPA dan Dinas Kesehatan dalam penanganan napi yang ternyata positif HIV/AIDS.
”Kita ingin mengetahui sejauh mana potensi penyebaran HIV/AIDS di Lapas. Dan ini ke depan akan mempermudah kita apabila ada napi yang ternyata positif HIV/AIDS,”tandasnya (sla/gus)