SAMPIT – Kesadaran warga desa untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik masih rendah. Salah satunya di Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Pasalnya, dari sekitar 940 jiwa warga setempat, ada 300 jiwa yang belum ber KTP elektronik.
Kepala Desa Ujung Pandaran Aswin Nur mengatakan, keinginan warga untuk memiliki KTP-el cukup tinggi. Hanya saja, salah satu kendalanya adalah jarak tempuh ke perkotaan cukup jauh dan memerlukan dana tidak sedikit.
“Jarak antara Desa Ujung Pandaran ke Kota Sampit itu sekitar 97 kilometer. Biayanya juga cukup besar, sehingga banyak warga desa yang kesulitan untuk membuat KTP-el,” ujarnya via telepon, Jumat (6/7).
Hingga kini, lanjut Aswin, warga Ujung Pandaran mengharapkan adanya jemput bola dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) langsung ke desa. Hal tersebut tentunya akan meringankan beban warga terutama dari segi biaya perjalanan.
“Yang diharapkan oleh warga kami itu adanya jemput bola dari Dukcapil. Mereka akan sangat senang apabila difasilitasi langsung. Untuk itu, saya selaku kepala desa juga sangat mengharapkan Disdukcapil secepatnya melakukan jemput bola ke Desa Ujung Pandaran,” imbuhnya. (fin/gus)