PALANGKA RAYA – Plt Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah (Kalteng) Yayuk Indiyati mengatakan, keterlibatan semua lembaga sangat penting dalam menekan penyebaran HIV/AIDS di Kalteng.
Sebab, kasus-kasus yang mereka temukan, otomatis akan langsung diketahui, dan segera dilakukan pendampingan untuk mendapatkan pengobatan.
Hal ini diungkapkannya usai menghadiri penandatanganan kerja sama upaya menekan penyebaran HIV/AIDS di Kalteng, yang dilaksanakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kalteng, Kamis (19/7).
Lembaga yang digandeng seperti laboratorium swasta, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalteng, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalteng, dan Unit Transfusi Darah (UTD), serta sejumlah lembaga lainnya.
"Artinya, lembaga ini mendukung langkah pemerintah dalam menjangkau para penderita HIV/AIDS di Kalteng," katanya.
Ia menekankan, para dokter untuk dapat melakukan pemeriksaan khususnya pada ibu-ibu hamil. Setiap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan, para dokter kandungan diharapkan untuk dapat melakukan pemeriksaan darah, untuk memastikan apakah positif HIV/AIDS atau tidak.
"Ibu-ibu sekarang ini, sangat rentan akan tertularnya HIV/AIDS, baik yang disebabkan oleh diri sendiri, ataupun yang berasal dari suami,” kata Yayuk.
Saat ibu hamil positif HIV/AIDS, maka diambil langkah demi mencegah penularannya ke janin. Masalah biaya pemeriksaan darah, tentu diharapkan gratis yang dibarengi dengan adanya regulasi untuk mengatur hal itu.
"Hasil kerja sama ini, dan permintaan dari KPA Kalteng, akan disampaikan dan dijelaskan dengan sebaik mungkin ke gubernur," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris KPA Kalteng, Rusini Anggen, menuturkan dengan adanya kerja sama ini maka semuanya bisa langsung bekerja dengan intensif. Kinerja, dan hasil yang diperoleh rekan-rekan dalam menjangkau penderita HIV/AIDS akan memudahkan untuk segera melakukan pengobatan.
“Palangka Raya sepertinya memiliki jumlah yang sangat besar, padahal ini disebabkan oleh kinerja KPA dan sejumlah lembaga dalam melakukan penjangkauan," katanya.
Artinya, diperlukan kerja sama semua pihak dalam menjangkau mereka yang terduga HIV/AIDS. Tidak kalah penting adalah menekan stigma dari masyarakat.
"Tingginya stigma buruk masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS, membuat mereka semakin tersembunyi, dan enggan untuk mendapatkan pengobatan," pungkasnya. (sho/fm)