SAMPIT – Kondisi Tasman Umar (45), korban serangan buaya di Desa Penyaguan, Kecamatan Pulau Hanaut, mulai membaik, terutama pada lengan. Kaki tulang yang patah masih dalam pengobatan lanjutan. Dia diyakini akan sembuh.
”Alhamdulillah, kondisi Tasman yang diserang buaya beberapa hari lalu saat ini sudah membaik dan sudah bisa duduk. Tapi, kaki kanannya yang patah belum dan masih diobati,” kata Camat Pulau Hanaut Eddy Mashamy, Jumat (20/7).
Akibat serangan predator Sungai Mentaya itu, kaki kanan Tasman patah dan sempat membengkak. Namun, saat ini sudah mulai kempis. ”Kaki kanan Tasman yang patah dan sempat bengkak sudah terlihat kempis. Informasinya, pengobatannya menggunakan minyak khusus,” ujar Eddy.
Terkait minyak khusus tersebut, Eddy tidak bisa mengungkapkan karena itu rahasia keluarga korban. ”Kata keluarga korban, minyak yang digunakan untuk patah tulang itu dari adiknya di Desa Sembuluh, Kabupaten Seruyan,” katanya.
Tasman diserang buaya ketika dirinya mau turun ke Sungai Mentaya, Sabtu (20/7), untuk mencuci muka. Namun, tidak menyangka ada seekor buaya besar dengan panjang sekitar 5 meter tiba-tiba menyerangnya.
Kaki kanannya sempat digigit dan hampir saja menyeret Tasman ke dalam sungai. Tasman cepat menarik kakinya sekuat tenaga dari mulut predator tersebut, hingga akhirnya terlepas. Dia juga mendapat bantuan dari istri dan anaknya.
Korban langsung dibawa ke Puskesmas Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHU) untuk mendapatkan pertolongan. Namun, dia kemudian dirujuk ke RSUD Dr Murjani Sampit. Lantaran kekurangan biaya, keluarga korban memilih mengobati korban menggunakan pengobatan tradisional.
”Kami dari pihak kecamatan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu korban, baik secara moral maupun meteriil. Alhamdulillah, kondisi korban sudah terlihat membaik,” pungkas Eddy. (fin/ign)