PANGKALAN BUN –Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan sekitarnya, ternyata masuk dalam zona merah atau zona bahaya, yang sangat mudah terpicu terjadinya kebakaran. Terutama memasuki musim kemarau ini, selain kekeringan air, kebakaran hutan dan lahan bakal bisa menjadi bencana besar.
Seperti diutarakan Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) bandara Iskandar Pangkalan Bun, Adityo Mega Anggoro, bahwa berdasarkan informasi dari produk Fire Danger Rating Sistem (FDRS), serta ditinjau dari analisa parameter cuaca, di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan sekitarnya termasuk dalam kategori sangat mudah terbakar.
”Untuk Kobar dan sekitarnya termasuk dalam kategori zona merah sangat mudah terbakar. Sehingga potensi Karhutla hendaknya harus diwaspadai, karena sudah muncul beberapa hotspot di wilayah Kobar, di awal musim kemarau ini,” terangnya kepada koran ini, Sabtu (21/7) kemarin.
Adityo meneruskan, menurut BMKG prakiraan musim kemarau masuk di Kobar pada Juli Dasarian 3. Namun berdasarkan data klimatologi prakiraan musim kemarau sampai bulan Oktober 2018 dan pada bulan November 2018 sudah memasuki musim penghujan.
Ditambahkannya, untuk menjawab tingkat kekeringan, bisa dikaitkan dengan berkurangnya Curah Hujan (CH). Di mana ketika memasuki musim kemarau CH berkurang, suhu cenderung lebih panas dan ditambah rata-rata kecepatan angin yang cenderung meningkat. Hal ini juga mengakibatkan berkurangnya tutupan awan, sehingga daratan cenderung menjadi panas.
”Tentunya juga mempengaruhi penguapan uap air (kadar) pada vegetasi atau kumpulan tumbuhan. Jika dalam kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin vegetasi (kawasan tumbuhan) menjadi rawan terbakar di malam hari,” tandas Adityo. (jok/gus)