PANGKALAN BANTENG - Bupati Kotawaringin Barat menginginkan kebutuhan beras lokal bisa tercukupi dari hasil panen petani Kobar. Itu diucapkan Hj Nurhidayah kala syukuran panen raya padi di Desa Berambai Makmur, Kecamatan Pangkalan Banteng, Sabtu (21/7) kemarin.
Menurutnya, harapan Kobar untuk swasembada beras dan mampu menjadi produsen beras terbesar di Kalimantan Tengah memang masih butuh proses panjang. Namun yang terpenting adalah kecukupan beras untuk kebutuhan masyarakat Kobar yang menjadi tujuan utama.
“Kobar menuju swasembada pangan (beras) butuh proses panjang, pemerintah akan terus berusaha. Namun yang tak kalah penting saat ini adalah kecukupan beras untuk kebutuhan warga Kobar dari hasil pertanian sendiri yang kini menjadi perhatian utama,” ujarnya.
Bila para petani di Kobar mampu mencukupi kebutuhan untuk keperluan sendiri, masyarakat Kobar tidak kebingungan ketika terjadi masalah pertanian di Jawa.
“Sebagian kebutuhan beras kita masih tergantung dari Jawa. Misalnya kalau di sana sedang kekeringan atau gagal panen, masyarakat tidak perlu khawatir karena kita mampu mencukupi kebutuhan sendiri,” terangnya.
Menurutnya, sektor pertanian padi di Kobar setiap tahun terus mengalami peningkatan. Upaya dan berbagai inovasi dilakukan oleh para petani. Seperti di Desa Berambai Makmur Kecamatan Pangkalan Banteng. Selain itu, pendampingan dari Dinas Tamanam Pangan Hortikultura dan Perkebunan dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) diharapkan mampu memberikan hasil.
“Padi yang kita panen hari ini merupakan padi yang kita tanam bersama-sama pada April lalu. Meski ada beberapa petak sawah yang padinya terkena hama, namun untuk panen kali ini dirasa cukup baik. Dan apresiasi tinggi untuk semangat para petani-petani kita,” terangnya.
Dalam panen raya tersebut, bupati juga menerima beberapa aspirasi dari para petani agar pemerintah bisa membantu mereka dalam alih teknologi pemberantasan hama penyakit tanaman.
”Ada dari perwakilan petani yang menginginkan penggunaan teknologi dalam pemberantasan hama, dan nanti Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan akan mengusahakannya. Karena metode pemberantasan hama ini terbilang baru untuk masyarakat di Pangkalan Banteng,” katanya. (sla/yit)