PANGKALAN BANTENG- Arus lalu lintas di jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 65, Desa Karang Mulya Kecamatan Pangkalan Banteng, kian padat. Terutama untuk lajur yang berada di depan pasar Karang Mulya. Daerah tersebut juga kerap terjadi kecelakaan, baik ringan hingga berat. Atas situasi demikian, sejumlah warga setempat menginginkan adanya jembatan penyeberangan orang.
”Lebih baik ada jembatannya, dari sisi selatan jalan menyeberang ke utara (ke pasar),”ujar Solikhin, salah satu pengunjung pasar Karang Mulya kepada koran ini, Jumat (27/7).
Menurutnya, keberadaan jembatan penyeberangan di lokasi itu dinilai penting, karena saat ini para pengguna jalan yang melintas di depan pasar sangat ramai, dan tak jarang ada yang melajukan kendaraannya dengan kencang.
”Banyak yang ngebut mas, itu sampean (anda) lihat sendiri, seperti apa mereka (pengemudi kendaraan bermotor),”tambah Solikhin.
Selain itu, dengan rencana penerapan dua jalur yang akan mulai difungsikan sebentar lagi, maka potensi terjadinya kecelakaan hingga kemacetan akan tinggi. Mengingat saat ini di tengah-tengah antara dua jalur jalan itu, telah dibangun separator jalan (median) untuk memisahkan masing-masing lajur jalan tersebut.
”Titik untuk putar balik berada agak jauh dari pintu masuk pasar, jadi pengunjung pasar harus memutar balik di sana. Kemudian kalau tidak mau, maka mereka akan turun dari kendaraan untuk menyeberang. Ini yang agak membahayakan,”papar Rianto, pengunjung pasar lainnya.
Diungkapkannya, beberapa hari lalu terjadi kecelakaan antara pengendara sepeda motor dengan seorang penyebarang jalan yang akan menuju ke arah pasar tersebut. ”Korbannya pejalan kaki yang dari arah Seruyan ingin ke pasar, dan harus menyeberang. Kalau ada jembatan bisa lebih aman,”imbuhnya.
Dua warga tersebut berharap, agar setelah rampungnya pembangunan jalan untuk lajur kedua di jalan trans Kalimantan tersebut, pemerintah bisa membangun jembatan penyeberangan orang.
”Semoga bisa dibangun, karena kondisi jalannya cukup membahayakan,”tandas Rianto. (sla/gus)