SAMPIT – Penggerebekan oknum dokter gigi berinisial RT bersama dengan sopir ambulans berinisial SD disinyalir buah dari kegeraman warga sekitar. Keduanya diduga menjalin hubungan terlarang sudah cukup lama. Begitu juga dengan barak tempat kejadian memang dipersiapkan untuk memadu kasih. Akibat perbuatannya, keduanya nyaris jadi bulan-bulanan warga setempat.
”Informasinya memang sudah lama ada hubungan hingga akhirnya digerebek warga,” ujar warga Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, kemarin (9/8).
Penggerebekan itu terjadi di barak yang disewa SD di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu. Saat itu suami RT tidak ada di tempat, begitu juga dengan istri SD. Keduanya tidak berkutik setelah warga mendapatkan keduanya di dalam barak. Keduanya nyaris dipersekusi warga.
“Mereka nyaris saja diamuk, untungnya dekat kantor polsek, jadi enggak sempat dipukul,” ujar warga Pundu.
Informasinya, kasus ini tengah ditangani oleh aparat Polsek Cempaga. Karena saat penggerebekan itu warga langsung mengantar keduanya ke kantor polisi.
“Langsung diamankan ke polisi, khawatirnya diamuk massa,” ujarnya.
Kejadian ini dibongkar oleh orang tua istri dari sang sopir ambulans. Apalagi sang sopir sudah memiliki satu anak. Begitu juga dengan sang oknum dokter gigi yang sudah memiliki dua anak.
Meski begitu, kabarnya kedua pihak dimediasi oleh polsek setempat, sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Suami RT dan istri SD sudah dipanggil. Mereka sepakat menyelesaikannya melalui musyawarah.
Namun, hingga saat ini jajaran Polsek Cempaga Hulu masih belum ada mengeluarkan pernyataan resmi. Bungkamnya aparat ini menimbulkan berbagai dugaan dan spekluasi atas kasus yang diduga sudah mengarah ke perzinahan tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Sugianto membenarkan adanya penggerebekan terhadap oknum dokter itu. Namun dia tidak mengetahui secara lengkap kronologinya.
"Kalau untuk lebih jelasnya tanyakan kepada staf kami di desa karena dia yang ikut penggerebekan itu," kata Sugianto. Dia enggan berkomentar banyak lantaran dirinya belum menerima laporan dari staf pemerintah desa. (ang/yit)