SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 27 November 2020 15:56
Dokter Yudha Beri Pertanda sebelum Pergi Selamanya

Tetap Hidup dalam Kenangan

Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit Febby Yudha Herlambang

SAMPIT – Wafatnya Febby Yudha Herlambang menyisakan duka mendalam bagi semua orang yang mengenalnya. Sosok dokter yang dikenal sebagai pekerja keras dan tangguh itu tumbang setelah terinfeksi Covid-19. Semasa sakitnya, almarhum ternyata sempat memberi pertanda dia akan pergi untuk selamanya.

Sinyal itu dia beri pada rekan sejawatnya, Benyamin Kumila. ”Sehari sebelum berangkat ke Jakarta (untuk tugas dinas) pada Rabu (11/11), kami sempat bertemu dan berbincang. Saya menyarankan beliau melanjutkan sekolah agar kariernya semakin cemerlang. Ketika itu saya masih ingat kalimat terakhirnya. Tugas saya sudah selesai, Pak Ben,” ucap Ben menirukan kata-kata almarhum, Kamis (26/11).

Wakil Direktur Bidang Keuangan RSUD dr Murjani Sampit itu mengaku baru menyadari arti kata-kata itu saat dia mendengar kabar buruk tentang kondisi Yudha, Rabu (25/11) malam. Benyamin yang saat itu masih melayani pasien di tempat praktiknya, langsung menghentikan aktivitasnya. Dia langsung menutup pelayanan, saking sedihnya.

”Sampai saat ini kami masih tidak menyangka, sahabat kami (Yudha, Red) pergi meninggalkan kami begitu cepat,” ucap Benyamin sambil terisak.

Sekarang, Yudha hanya hidup dalam ingatannya. Semasa Yudha bertugas menjabat Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit sejak 1 Mei 2020 lalu, dia mengaku merasa senang dan sangat terbantu menangani persoalan rumah sakit dengan penuh tanggung jawab.

”Beliau gesit dalam menjalankan tugas. Sangat membantu serta meringankan pekerjaan saya. Ketika saya sedang ada kesibukan lain, beliau yang menangani tugas saya. Saya ini sudah seperti kakak baginya,” kenang Benyamin.

Lebih lanjut Benyamin mengatakan, Yudha sudah merasa tak enak badan sejak menjalankan tugas dinasnya di Jakarta pada Rabu (11/11) malam lalu. Almarhum menelpon rekannya sesama dokter, Efraim Kendek Biring dan Ikhwan Setiabudi, mengeluhkan kondisi badannya yang tidak fit.

Selama di Jakarta, dia melakukan pengobatan untuk meringankan sakitnya. Setelah pekerjaan selesai, Jumat (13/11), almarhum kembali ke Sampit melewati Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. ”Lewat Palangka karena ada acara lagi. Tapi, beliau telepon saya dan meminta saya hadir, karena almarhum saat itu sedang meriang,” ucapnya.

Almarhum lalu pulang ke Sampit dan pada Senin (16/11) pagi. Kemudian meminta dilakukan tes usap di kediamannya, Jalan Tjilik Riwut Km 2,2 Sampit. Hasilnya, sang dokter dinyatakan positif Covid-19. Malamnya, almarhum dirujuk ke ruang ICU Isolasi Seroja RSUD dr Murjani Sampit.

Selama dirawat, manajemen rumah sakit berupaya melakukan penanganan medis secara maksimal untuk kesembuhan almarhum. Segala jenis pengobatan yang terbilang langka didatangkan dari rumah sakit ternama di Jakarta dan Banjarmasin agar almarhum bisa sehat lagi.

”Tenaga kesehatan sudah berusaha melakukan yang terbaik dan kami terus berkoordinasi dengan keluarga dan berkonsultasi dengan teman-teman dokter secara intens,” katanya.

Selama perawatan di rumah sakit, kondisinya terlihat membaik. Yudha bahkan masih mengingatkan jajarannya berkaitan dengan pekerjaan. Itu dilakukannya dalam kondisi napas yang sudah terengah-engah.

Pada Sabtu (21/11), kondisinya mulai kritis dan disarankan dirujuk ke Jakarta. ”Kami sudah menyarankan segera dirujuk. Tetapi, beliau masih belum mau. Setelah istrinya membujuk, akhirnya mau. Minggu pagi saya dikabarkan Dokter Efraim melalui WhatsApp. Bapak sudah setuju,” ucap Benyamin.

Sejak itu, manajemen rumah sakit berupaya membantu mempersiapkan sarana dan prasarana transportasi untuk memberangkatkan almarhum. ”Kami bantu dan akhirnya diberangkatkan pada Senin (23/11) malam,” ujarnya.

Selama dua hari dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, jajaran manajemen rumah sakit beserta seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit tak henti mendoakan. ”Saya mohon maaf kepada istri dan anak-anak beliau atas keterbatasan rumah sakit. Teman-teman sejawat sudah berusaha maksimal untuk kesembuhan beliau. Semua kami serahkan kepada Yang Maha Kuasa,” katanya.

”Saya mewakili jajaran manajemen rumah sakit mohon maaf apabila ada kekhilafan beliau yang dilakukan semasa hidup. Kami ikhlas beliau telah meninggalkan kami. Semoga almarhum diberikan tempat yang layak di surga. Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menjalani kehidupan,” tambahnya.

Berkaitan dengan kabar tes usap kedua yang menyatakan almarhum Yudha tak lagi terinfeksi Covid-19, Benyamin tak bisa memberikan penjelasan lebih lanjut. ”Itu ranah medis. Bukan kewenangan saya menyampaikan perjalanan penyakit. Yang jelas, dari keterangan rumah sakit Polri benar adanya dan kami tidak bisa bilang itu tidak benar,” tegasnya.

Informasi yang diterima Radar Sampit, meski dinyatakan negatif Covid-19, namun kondisi paru dan badai sitokin menyebabkan Yudha mengalami kegagalan respirasi (bernapas). Mengutip kompas.com, sitokin merupakan protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi dan penting dalam penanda sinyal sel.

Pelepasan atau keluarnya sitokin dapat memengaruhi perilaku sel di sekitarnya. Sitokin yang keluar dalam jumlah sedikit tidak memiliki pengaruh pada kondisi paru pasien atau keadaan parunya tidak bermasalah. Akan tetapi, kalau jumlah sitokin yang dikeluarkan di paru sudah banyak, disebut sebagai badai sitokin, maka itu akan membuat paru sangat padat dan kaku. Hal itu bisa menyebabkan seseorang susah bernapas, bahkan meninggal dunia.

 

Penuh Haru

Proses pengantaran jenazah dan pemakaman almarhum Yudha, diwarnai tangis haru rekan kerja dan tenaga kesehatan di RSUD dr Murjani Sampit. Pantauan Radar Sampit, jajaran rumah sakit, tenaga kesehatan berserta petugas lainnya menunggu kedatangan jenazah.

Jenazah dipulangkan dari Jakarta menggunakan penerbangan khusus pesawat jet. Sekitar pukul 09.45, ambulans bertuliskan Dinas Kesehatan Kotim dengan pelat KH 9005 FU tiba di halaman belakang rumah sakit. Tak menunggu waktu lama, pintu belakang dibuka dan nampak terlihat peti jenazah berwarna putih keabuan dan batu nisan di dekatnya.

Peti itu tak diturunkan. Mobil ambulans diarahkan menghadap ke arah kiblat. Belasan lelaki mengenakan pakaian putih, mengatur sab dan bersiap menyalatkan. Usai disalatkan, semua lalu mendoakan Yudha.

Jenazah dikebumikan di pemakaman keluarga, dekat Masjid Jami Darul Marifah, Jalan Tjilik Riwut Km 2,5 Sampit. Sejumlah pejabat dan tenaga kesehatan serta manajemen rumah sakit terlihat ikut menyaksikan proses pemakaman. Almarhum Yudha yang wafat di usia tergolong muda, 43 tahun, meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. (hgn/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers