SAMPIT – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Haji Asan Sampit mendeteksi adanya tujuh titik api yang tersebar di beberapa kecamatan. Sebanyak tiga spot di Kecamatan Teluk Sampit, satu spot besar di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, dan tiga titik Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
”BMKG bersama petugas di pos siaga karhutla terus melakukan kooordinasi untuk dilakukan upaya pemadaman di Mentaya Hilir Selatan yang terdapat satu titik api besar,” ujar Kepala BMKG Sampit Nur Setiawan, Rabu (9/8).
Sementara itu, Zulyan Firdaus selaku petugas pemetaan titik kebakaran yang tergabung dalam tim siaga karhutla mengatakan, kendala yang dihadapi dalam memadamkan api di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan berada di Basirih Hilir.
Di kelurahan tersebut menjadi perhatian utama lantaran deteksi panas masih belum berhenti. Hal itu disebabkan oleh tebalnya tanaman kering yang mudah terbakar.
”Itu tebal sekali tumbuhannya dan akarnya sangat dalam. Makanya tak habis-habis api membakar lahan di daerah tersebut. Petugas sudah dua minggu melakukan pemadaman di wilayah tersebut,” jelas Zulyan.
Melihat sulitnya pemadaman yang dilakukan, Nur Setiawan berharap masyarakat tak coba-coba membuka lahan dengan cara dibakar. Sebab jika hal demikian terjadi, dikhawatirkan bencana kabut asap pada 2015 silam terulang kembali.
”Jangan sampai kejadian tiga tahun lalu terulang. Semua merasakan dampak negatifnya. Makanya, stop bakar lahan. Anda bisa dipidana,” tandasnya.
Sementara itu Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi meminta perusahaan besar swasta (PBS) untuk dapat membantu masyarakat melakukan pemadaman karhutla.
"PBS harus dapat membantu pemadaman karhutla, terutama di desa sekitar tempat mereka berinvestasi. Harus ada upaya bersama dalam melakukan pemadaman," kata Supian Hadi.
Saat ini titik panas dan kebakaran terus terjadi di wilayah selatan dan dalam kota sehingga harus ada upaya cepat dan upaya bersama dalam melakukan pemadaman.
"Kebakaran lahan sekecil apapun harus segera dilakukan penanganan dengan cepat, sehingga tidak meluas dan membahayakan, terlebih yang mendekati permukiman warga," ujarnya.
Jika upaya penanganan cepat dilakukan, diyakini api tidak akan dengan mudah merambat, tidak semakin meluas dan membayakan masyarakat. Terlebih yang mendekati pemukiman, sehingga harus ada upaya bersama dalam penanganan. Jangan hanya satu titik mengandalkan satgas.
"Seluruh pihak harus terlibat, termasuk ASN juga harus terlibat membantu terutama di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, sehingga kondisi dapat aman dan jauh dari bahaya karhutla," pungkasnya. (dc/ron/yit)