SAMPIT – Sebanyak 28 titik panas (hotspot) terdeteksi oleh satelit Terra-Aqua dan Suomi National Polar-orbiting Partnership (SNPP). Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sampit, Nur Setiawan mengatakan, titik panas dengan tingkat akurasi tertinggi yang terdeteksi berada di Kecamatan Mentaya Hilir Utara.
Titik panas tersebut berada di garis bujur 112.828 dan tepat berada pada lintang -2.64761. Pendeteksi yang mengirimkan laporan tersebut adalah satelit SNPP pada Jumat (10/8) sekira pukul 12.00 WIB lalu.
”Laporan tersebut merupakan akumulasi titik panas BMKG berdasarkan satelit Terra-Aqua dan SNPP dalam waktu dua hari sejak Jumat hingga Sabtu,” ujarnya, Minggu (12/8).
Petugas pemetaan Posko Karhutla Zulyan Firdaus yang juga melakukan pemantauan terhadap data dari BMKG tersebut ikut berkomentar. Hasil pemantauannya, 28 titik tersebut berada di beberapa kecamatan dari 8 kabupaten.
Di Kabupaten Kotim sendiri terdapat 12 titik. Yakni di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan sebanyak 5 lokasi, Mentaya Hilir Utara 5 lokasi, dan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak 2 lokasi.
Sementara, 7 Kabupaten lainnya adalah Kabupaten Seruyan terdapat 6 titik, Kabupaten Pulang Pisau terdapat 3 titik, Kabupaten Katingan 2 titik, Kabupaten Barito Timur 1 titik, Kabupaten Kotawaringin Barat 1 titik, Kabupaten Lamandau 1 titik, dan Kabupaten Kapuas 2 titik.
”Untuk hari Minggu ini (kemarin) sebanyak 25 hingga 30 petugas posko Karhutla sudah bermalam selama 4 hari untuk memadamkan titik panas di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Sebab di wilayah tersebut, sebaran hotspotnya tinggi,” terangnya.
Sementara itu, ada yang berbeda dari posko induk karhutla Kabupaten Kotim tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Posko bencana karhutla kali ini selain didukung oleh para personel baru, teknologinya juga baru.
Menurut Zulyan, teknologi tersebut adalah drone atau pesawat tanpa awak (UAV) yang tak hanya digunakan dalam pemantauan kejadian bencana karhutla, namun juga dipakai sebagai pengukuran luasan lahan terdampak pasca kebakaran.
Drone atau UAV merupakan teknologi terbaru yg dinilai tepat digunakan dalam mendukung pemantauan kebakaran lahan. Selain itu, dengan dukungan drone, data luasan lahan dapat dihitung dengan akurasi yang tinggi.
Menurut Zulyan, yang juga merupakan pilot drone sekaligus ketua komunitas drone sampit (Squadrone), akurasi luasan lahan yang yang diukur berdasarkan teknik mapping area.
”Kalau menggunakan UAV ini memiliki tingkat akurasi mendekati luasan riil, dengan tingkat kesuksesan mencapai 95 persen. Itu artinya, error data hanya 5 persen, bahkan kadang kurang,”
Menurut Zulyan, hal tersebut merupakan terobosan yang baik untuk mendukung pengoptimalan penanganan dan penanggulangan bencana Karhutla di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Saat ini, BPBD Kotim memiliki 1unit drone tipe phantom 4. UAV tipe tersebut mampu dioperasikan hingga jarak maksimal 4 kilometer. Dengan kata lain, pemetaan menggunakan pesawat mini tanpa awak itu mempermudah proses pemantauan kebakaran melalui udara.
”Untuk kedepannya BPBD akan menambah 2 unit drone baru guna mendukung kegiatan mitigasi bencana di Kabupaten Kotim,” tandasnya.
Terpisah, Kapolres Kotim AKBP Muhammad Rommel menyatakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi belakangan ini disebabkan karena faktor cuaca. Pasalnya, sejauh ini pihaknya belum menemukan dan atau menerima laporan dari masyarakat, terkait karhutla yang disengaja.
"Hingga saat ini belum ada laporan ataupun kasus yang kami tangani mengenai kebakaran lahan. Jadi untuk sementara, dari lapangan karena merupakan faktor cuaca," kata Kapolres Minggu (12/8).
Menurut dia, pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Manggala Agni, hingga relawan, untuk terus melakukan upaya pencegahan dan penanganan karhutla di wilayah Kotim.
Mayarakat juga terus diimbau agar bersama-sama menjaga dan mencegah terjadinya karhutla. "Kami selalu mengimbau kepada masyarakat yang memiliki lahan, untuk tidak melakukan pembakaran lahan jika ingin membuka lahannya.”
Rommel menegaskan, pihaknya tidak akan tebang pilih untuk memberikan tindakan tegas kepada para pemilik lahan, bahkan pihak perusahan, jika terbukti dengan sengaja membuka lahan dengan cara membakar.
"Jika nanti ada laporan dan bukti, baik itu dari warga pemilik lahan atau perusahan yang membakar, pasti akan ada sanksi pidananya. Ini juga seperti yang diinstruksikan oleh bapak Kapolda," tegasnya. (rm92/ron/gza/yit)