SAMPIT – Hampir sepekan terakhir kualitas udara di Kotawaringin Timur mengkhawatirkan. Pasalnya, Kebakaran hutan dan lahan terjadi sudah memasuki wilayah perkotaan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Haji Asan Sampit Nur Setiawan menyatakan, dalam beberapa terakhir memang ada peningkatan jumlah titik panas (hotspot) yang terjadi di wilayah Kotim.
”Beberapa hari terakhir, memang ada peningkatan jumlah titik panas. Terutama di wilayah Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut. Bahkan terpantau di sekitar kota Sampit,” kata Nur Setiawan, Minggu (19/8).
Peningkatan jumlah titik panas, lanjut dia, memicu terjadinya kualitas udara di Sampit pekat dan asapnya mengganggu ketika malam hingga pagi hari.
Dengan adanya peningkatan jumlah titik panas, jelas dapat menimbulkan bencana Karhutla. Hal ini menurut Nur, sangat berpengaruh terhadap kualitas udara di Kota Sampit.
”Seperti yang kita sadari kini, bau asap pekat mulai terasa pada malam hari dan pagi hari. Bahkan, di beberapa wilayah mengalami kabut asap bercampur embun yang bisa menganggu jarak pandang pengendara,” tegasnya.
Berdasarkan keterangan data informasi konsentrasi partikulat (PM10) BMKG Sampit, pada siang hingga sore, rata-rata terkategori sedang, yakni di kisaran angka 50 - 150.
”Udara dikatakan tidak sehat jika nilainya diatas 150. Jadi untuk saat ini, level sedang masih dikategorikan dalam kondisi udara sehat. Namun, hal ini bisa berdampak pada beberapa orang yang mungkin memiliki riwayat masalah pernapasan,” tuturnya.
Terpisah, warga Baamang, Herliana mengaku beberapa waktu terakhir abu Karhutla mengotori teras rumahnya.
”Kurang lebih sudah tiga hari ini (abu) berada di selasar rumah saya,” kata Herliana.
Anang, warga Sawahan juga ikut berkomentar. Sudah beberapa hari dalam sepekan kemarin ia kesulitan bernapas.
”Kalau hari sudah malam, saya menghirup udara sudah tidak senyaman biasanya. Asap sudah mulai pekat. Apalagi kalau pagi, kabut asap bisa terlihat jelas. Kalau saya mengantar anak saya sekolah, bahkan cukup mempengaruhi jarak pandang penglihatan,” keluhnya.
Kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Kapuas. Apa tidak hanya melalap semak belukar, tapi juga pemungkiman warga di Kawasan C1 Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten kapuas, Minggu (19/8) siang.
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kapuas bersama TNI, Polri, Manggala Agni dan relawan meluncur ke tempat kebakarn untuk memadamkan api yang telah membakar rumah mili Rosenson dan Arsad itu.
"Tadi kami berkondinasi dengan Sekdes Bina karya, bahwa rumah yang ikut terbakar itu merupakan rumah tidak berpenghuni," terang Kapolsek Kapuas Murung Ipda Subandi Ipda Subandi, Minggu (19/8) siang. (rm-92/hgn/yit)